tag:blogger.com,1999:blog-64891675862654297322024-02-20T06:48:28.371-08:00tovicskyngluruk tanpa bala, menang tanpa ngasoraketovicskyhttp://www.blogger.com/profile/09086596598803204447noreply@blogger.comBlogger18125tag:blogger.com,1999:blog-6489167586265429732.post-17509363540290792942023-11-16T06:31:00.000-08:002023-11-16T06:31:32.359-08:00Taufiq Wisnu The Scientist
Ini bukan judul lagu hits-nya Coldplay 'The Scientist' yang konser tadi malam di GBK. Bukan.
Beberapa waktu lalu saya bertemu 'kembaran' beda ayah ibu yang profesinya adalah Ilmuwan. Kami hanya kembar soal nama. Namanya sama seperti saya, Taufiq Wisnu. Bagaimana kami kenal ceritanya sungguh panjang. Kalau ingin tau bagaimana kami kenal, butuh waktu semalam suntuk untuk menjelaskan, sehingga perlu didukung sesaji 200 gram kopi Flores Red Catura yang disajikan menggunakan V60, satu nampan Nasi Kebuli kambing, dan 3 buah durian Musang King serta 1 buah Semangka merah sebagai pencuci mulut.
Biasanya saya bertemu orang yang memiliki kesamaan nama hanya 1 kata, seperti di kantor saat ini dan beberapa kantor di masa lalu ada lebih dari 1 orang yang pakai nama Taufiq. Atau ada beberapa 'Wisnu' teman seangkatan kuliah dan sekolah saya. Kalau satu rangkaian nama 'Taufiq Wisnu', baru beliau y saya tahu. Kami sama-sama bernama Taufiq Wisnu, hanya nama belakang kami yang berbeda, saya Taufiq Wisnu Nugroho, beliau Taufiq Wisnu Priyambodo. Kalau ada lagi, kami mau bikin perkumpulan Taufiq Wisnu sedunia, seperti halnya perkumpulan Asep, Bambang, Agus, atau Udin sedunia. đ
Ketika beliau bercerita tentang sains, saya senang sekali dan sangat antusias. Serasa salah jurusan saat kuliah dulu. Saya mengobati rasa ingin tahu tentang banyak hal melalui buku-buku. Kini saya seraya membaca buku hidup. Beliau ahli di bidang ilmu Biologi, alumni Universitas Indonesia dan menyelesaikan doktoralnya di negeri Jerman. Sementara saya, S2 aja gak kelar-kelar. đŹ
Karena beliau ahli tentang Biologi, saya pun bercerita tentang dunia sembelih halal dan Juleha alias Juru Sembelih Halal dengan pernak perniknya. Anggap saja urusan ini beririsan dengan biologi, karena berhubungan dengan menyembelih makhluk hidup yang namanya hewan. Dan ternyata nyambung. Satu jam ngobrol ternyata masih berasa kurang, karena dalam banyak hal kami memiliki pandangan sama.
Yang saya dapat dari obrolan santai ini, sains seharusnya sesuatu yang memiliki manfaat untuk masyarakat umum. Sains bukan eksklusif di kalangan ilmuwan dan perguruan tinggi saja. Di Jerman, sebuah seminar bukan hanya dihadiri oleh akademi, tapi juga masyarakat umum yang bisa mengambil manfaat. Misal sebuah seminar tentang teknologi pertanian juga dihadiri para petani sebagai praktisi. Pun dalam konteks sembelih halal, ilmu-ilmu di perguruan tinggi yg berkaitan, jika diseminarkan sangat perlu dihadiri para praktisi di RPH, mulai Juleha nya hingga para juragan sapi. Sehingga sains ini diterapkan di dalam tata kelola sembelih halal dimanapun berada. Memang bukan perkara mudah. Tapi sangat menantang.
InsyaAllah tidak berhenti di sini.tovicskyhttp://www.blogger.com/profile/09086596598803204447noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6489167586265429732.post-47233497485246003822012-05-29T19:46:00.001-07:002012-05-29T23:20:46.696-07:00Curug Lawe: Air Terjun Yang Mempesona<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrLWRpannSm2-pECzp0vxr2IsyByta1q27w0O9J_Hr95-pOfDFLYLHM1huyJthK8-wrTmpoersjOMr5K-Ie1qtDGP_Yjs_ckk9fFNq8xFabeaKqkCnSuK2Fw04UWQHpb52-vuoMYsXe57M/s1600/CL2.jpg" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="133" width="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrLWRpannSm2-pECzp0vxr2IsyByta1q27w0O9J_Hr95-pOfDFLYLHM1huyJthK8-wrTmpoersjOMr5K-Ie1qtDGP_Yjs_ckk9fFNq8xFabeaKqkCnSuK2Fw04UWQHpb52-vuoMYsXe57M/s200/CL2.jpg" /></a></div>
Sebagai orang semarang, ingin refreshing dengan nuansa alam ternyata agak sulit. Mau ke pantai yang indah nan cantik, tidak akan ketemu kecuali di Kepulauan Karimunjawa. Pantai Marina dan Pantai Maron belum mengena di hati. Iya sih, saya membandingkan dengan keindahan pantai-pantai di Lombok atau pesisir selatan Gunung Kidul. Beralih ke wisata hutan/gunung, yang terdekat adalah seputar gunung Ungaran. Bandungan sudah cukup terkenal, tapi kurang mengena di hati juga wisata kawasan di Bandungan. Akhirnya sasaran ditujukan ke daerah wisata di sekitar Nglimut Gonoharjo kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal. Dan cara yang ditempuh adalah soft trekking. Yups, soft trekking. Jadi gak cocok untuk wisata keluarga.<br />
<br />
Di kantor, beban kerja yang cukup berat ternyata menghadirkan sedikit rasa depresi diantara kami. Pekerjaan yang gak kelar-kelar, yang menemui jalan buntu, timbul konflik, selalu menjadi warna tersendiri. Nah, agar gak mengarah pada stress yang lebih akut lagi, saya mau ajak teman-teman utnuk soft trekking ke daerah Nglimut Gonoharjo. Untuk meyakinkan teman-teman yang jarang melakukan aktifitas outdor seperti ini agak sulit. Setelah cas cis cus dengan mereka, alhamdulillah disepakati hari H. Yang ikut hanya 5 orang. Tujuan: Ke Air terjun yang saya sendiri pun tidak tau namanya. Di Nglimut yang terkenal adalah pemandian air panasnya. Sementara air terjunnya belum seterkenal pemandian air panas.<br />
<br />
Perjalanan dari Semarang cukup singkat, hanya sekitar 1 Jam saja. Kalau dari Semarang bawah, lewat Ngaliyan, yaitu pertigaan Jrakah (IAIN Walisongo) ke arah Selatan, lurus terus sampai melewati BSB dan Mijen. Setelah Mijen ada pertigaan kalau ke kanan ke arah Boja, kita lurus terus saja sampai mentok. Kalau masih bingung juga, masukkan koordinat berikut ini ke GPS anda: S 07" 08.952' E110" 19.828' maka akan sampai di tempat parkir kawasan wisata Nglimut Gonoharjo. Setelah sampai di sana, tanya ke petugas yang ada. Kalau tiket menuju air panas seharga Rp 8.000,00. Tapi karena kita nggak ke air panas, maka kita bayar tiket masuk Bumi Perkemahan seharga Rp 3.000,00 saja!<br />
<br />
Dari parkiran ambil ke kanan melewati Bumi perkemahan. Jalan terus, kita melewati vegetasi Hutan pinus. Setelah bumi perkemahan kita melewati kebun kopi yang treknya lumayan menanjak. Tapi tenang saja, ada banyak sekali bebatuan besar untuk istirahat kalau kecapekan..<br />
<br />
Setelah bebatuan besar, kita akan melewati jalan setapak yang bawahnya jurang. Harus ekstra hati-hati ketika kita melewati sini. Setelah kurang lebih 30 menit (jalan santai), kita akan menemui 2 pancuran air panas. Di sana sudah terdengar gemericik derasnya aliran sungai. Untuk menuju air terjun, kita melewati jalan di belakang pancuran air panas itu. Jangan mengikuti jalan yang lebih besar karena itu akan menuju ke sungai yang alirannya deras tadi.<br />
<br />
Setelah jalan naik turun kira-kira 15 menit dari pancuran air panas tadi, kita akan disuguhi pemandangan air terjun yang tinggi sekali. Saya sebenarnya gak tau nama air terjun itu. Ketika di pancuran air panas tadi saya bertemu dengan petugas Perhutani, ternyata namanya Air Terjun Curug lawe. Mungkin karena tingginya 25 meter. Coba lihat gambar 3, terlihat skala orang dan air terjun<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjl5LOq_xUe63Oim2Mb-4COguVN9CCb9XWfbIPFWaghkTCH6f3p1mGT3VBzeMSd3jmRbM-K6qr06fIeS6YHnnZ7pBlT_Lq2px7m3g2cqpHdoNnE1fiEBJKMZwZ2e51t25Mv-v2PxFNy8Nfq/s1600/CL1.jpg" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="200" width="166" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjl5LOq_xUe63Oim2Mb-4COguVN9CCb9XWfbIPFWaghkTCH6f3p1mGT3VBzeMSd3jmRbM-K6qr06fIeS6YHnnZ7pBlT_Lq2px7m3g2cqpHdoNnE1fiEBJKMZwZ2e51t25Mv-v2PxFNy8Nfq/s200/CL1.jpg" /></a></div>
Begitu air terjun terlihat, mas phonk dan mas gung langsung mengeluarkan senjatanya untuk berekspresi membingkai keindahan alam di sekitar Air Terjun Curug Lawe. Asyiknya, air terjun ini masih sepi, belum banyak pengunjung. Sampah juga hampir tidak terlihat berserakan. Masih asri, masih murni. Biar gak bingung, ini koordinat air terjun Curug Lawe: S 07" 09.744' E110" 20.132<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPIfAFcmR8-u3b6-mkomm8oOfXurB65tA9NpXumQ7wZqPzh0F9cIMCYUwqzXo2Ga91FDbF4oXAOhvgAl1A3RPHHZ7ENGinQLRY7PtKhyHW0i9ArAfZbWlX5xIwyWvOZLC0Vf6VARfJxiFc/s1600/CLskala.jpg" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="200" width="133" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPIfAFcmR8-u3b6-mkomm8oOfXurB65tA9NpXumQ7wZqPzh0F9cIMCYUwqzXo2Ga91FDbF4oXAOhvgAl1A3RPHHZ7ENGinQLRY7PtKhyHW0i9ArAfZbWlX5xIwyWvOZLC0Vf6VARfJxiFc/s200/CLskala.jpg" /></a></div>
Setelah puas mandi dan foto-foto, kami kembali melalui jalur yang berbeda. Kami menuju ke atas yang trek-nya lebih landai. ternyata cukup dekat dengan kampung Medini. Dari sana bisa memilih mau terus lewat kampung yang nantinya tembus di jalan atasnya bumi perkemahan, atau turun ke bawah menuju hutan pinus menerabas perkebunan kopi yang langsung sampai di dekat bumi perkemahan. Tapi jalur ini sangat curam.<br />
<br />
Pulangnya kami tak lupa mampir ke degan bakar yang lokasinya di tengah-tengah sawah, Persis sebelum kami memasuki Mijen Kota Semarang. Degan bakar ini ternyata cukup menyegarkan rasa penat kami...
<br />
Foto 1 dan 2: Agung Widarta
<br />
Foto 3 : tovicskytovicskyhttp://www.blogger.com/profile/09086596598803204447noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6489167586265429732.post-82016488214584746822011-03-23T21:32:00.000-07:002011-03-23T21:45:11.938-07:00Say YES to GAMBARU!<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOioix1nbOMLZU_g4kdR9EW1tKpIgHdobK-rHjOy5hu2cNs0VcqC7WU54fhnGvBnMtEi9C9tk6RV_hahHkLLDLgfZWWBNU7GxuV6l7n8pjV4IO-Hu6SUQKyZYl2lREjjcqOg3l_evwfDN6/s1600/kucingjepang.gif"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 112px; height: 160px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOioix1nbOMLZU_g4kdR9EW1tKpIgHdobK-rHjOy5hu2cNs0VcqC7WU54fhnGvBnMtEi9C9tk6RV_hahHkLLDLgfZWWBNU7GxuV6l7n8pjV4IO-Hu6SUQKyZYl2lREjjcqOg3l_evwfDN6/s200/kucingjepang.gif" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5587502810271237522" /></a><br />By Rouli Esther Pasaribu<br /><br />Terus terang aja, satu kata yang bener2 bikin muak jiwa raga setelah tiba di Jepang dua tahun lalu adalah : GAMBARU alias berjuang mati-matian sampai titik darah penghabisan. <br /><br />Muak abis, sumpah, karena tiap kali bimbingan sama prof, kata-kata penutup selalu : motto gambattekudasai (ayo berjuang lebih lagi), taihen dakedo, isshoni gambarimashoo (saya tau ini sulit, tapi ayo berjuang bersama-sama) , motto motto kenkyuu ****ekudasai (ayo bikin penelitian lebih dan lebih lagi). Sampai gw rasanya pingin ngomong, apa ngga ada kosa kata lain selain GAMBARU? apaan kek gitu, yang penting bukan gambaru. <br /><br />Gambaru itu bukan hanya sekadar berjuang2 cemen gitu2 aja yang kalo males atau ada banyak rintangan, ya udahlah ya...berhenti aja. Menurut kamus bahasa jepang sih, gambaru itu artinya : "doko made mo nintai ****e doryoku suru" (bertahan sampai kemana pun juga dan berusaha abis-abisan) <br /><br />Gambaru itu sendiri, terdiri dari dua karakter yaitu karakter "keras" dan "mengencangkan". Jadi image yang bisa didapat dari paduan karakter ini adalah "mau sesusah apapun itu persoalan yang dihadapi, kita mesti keras dan terus mengencangkan diri sendiri, agar kita bisa menang atas persoalan itu" (maksudnya jangan manja, tapi anggap semua persoalan itu adalah sebuah kewajaran dalam hidup, namanya hidup emang pada dasarnya susah, jadi jangan ngarep gampang, persoalan hidup hanya bisa dihadapi dengan gambaru, titik.). <br /><br />Terus terang aja, dua tahun gw di jepang, dua tahun juga gw ngga ngerti, kenapa orang2 jepang ini menjadikan gambaru sebagai falsafah hidupnya. Bahkan anak umur 3 tahun kayak Joanna pun udah disuruh gambaru di sekolahnya, kayak pake baju di musim dingin mesti yang tipis2 biar ngga manja terhadap cuaca dingin, di dalam sekolah ngga boleh pakai kaos kaki karena kalo telapak kaki langsung kena lantai itu baik untuk kesehatan, sakit2 dikit cuma ingus meler2 atau demam 37 derajat mah ngga usah bolos sekolah, tetap dihimbau masuk dari pagi sampai sore, dengan alasan, anak akan kuat menghadapi penyakit jika ia melawan penyakitnya itu sendiri. Akibatnya, kalo naik sepeda di tanjakan sambil bonceng Joanna, dan gw ngos2an kecapean, otomatis Joanna ngomong : Mama, gambare! mama faitoooo! (mama ayo berjuang, mama ayo fight!). Pokoknya jangan manja sama masalah deh, gambaru sampe titik darah penghabisan it's a must! <br /><br />Gw bener2 baru mulai sedikit mengerti mengapa gambaru ini penting banget dalam hidup, adalah setelah terjadi tsunami dan gempa bumi dengan kekuatan 9.0 di jepang bagian timur. Gw tau, bencana alam di indonesia seperti tsunami di aceh, nias dan sekitarnya, gempa bumi di padang, letusan gunung merapi....juga bukanlah hal yang gampang untuk dihadapi. Tapi, tsunami dan gempa bumi di jepang kali ini, jauuuuuh lebih parah dari semuanya itu. Bahkan, ini adalah gempa bumi dan tsunami terparah dan terbesar di dunia. Wajaaaaaaar banget kalo kemudian pemerintah dan masyarakat jepang panik kebingungan karena bencana ini. Wajaaaaar banget kalo mereka kemudian mulai ngerasa galau, nangis2, ga tau mesti ngapain. Bahkan untuk skala bencana sebesar ini, rasanya bisa "dimaafkan" jika stasiun-stasiun TV memasang sedikit musik latar ala lagu-lagu ebiet dan membuat video klip tangisan anak negeri yang berisi wajah-wajah korban bencana yang penuh kepiluan dan tatapan kosong tak punya harapan. Bagaimana tidak, tsunami dan gempa bumi ini benar-benar menyapu habis seluruh kehidupan yang mereka miliki. Sangat wajar jika kemudian mereka tidak punya harapan. Tapi apa yang terjadi pasca bencana mengerikan ini? <br /><br />Dari hari pertama bencana, gw nyetel TV dan nungguin lagu-lagu ala ebiet diputar di stasiun TV. Nyari-nyari juga di mana rekening dompet bencana alam. Video klip tangisan anak negeri juga gw tunggu2in. Tiga unsur itu (lagu ala ebiet, rekening dompet bencana, video klip tangisan anak negeri), sama sekali ngga disiarkan di TV. Jadi yang ada apaan dong? <br /><br />Ini yang gw lihat di stasiun2 TV : <br />1. Peringatan pemerintah agar setiap warga tetap waspada<br />2. Himbauan pemerintah agar seluruh warga jepang bahu membahu menghadapi bencana (termasuk permintaan untuk menghemat listrik agar warga di wilayah tokyo dan tohoku ngga lama-lama terkena mati lampu)<br />3. Permintaan maaf dari pemerintah karena terpaksa harus melakukan pemadaman listrik terencana<br />4. Tips-tips menghadapi bencana alam<br />5. nomor telepon call centre bencana alam yang bisa dihubungi 24 jam<br />6. Pengiriman tim SAR dari setiap perfektur menuju daerah-daerah yang terkena bencana<br />7. Potret warga dan pemerintah yang bahu membahu menyelamatkan warga yang terkena bencana (sumpah sigap banget, nyawa di jepang benar-benar bernilai banget harganya)<br />8. Pengobaran semangat dari pemerintah yang dibawakan dengan gaya tenang dan tidak emosional : mari berjuang sama-sama menghadapi bencana, mari kita hadapi (government official pake kata norikoeru, yang kalo diterjemahkan secara harafiah : menaiki dan melewati) dengan sepenuh hati<br />9. Potret para warga yang terkena bencana, yang saling menyemangati :<br />*ada yang nyari istrinya, belum ketemu2, mukanya udah galau banget, tapi tetap tenang dan ngga emosional, disemangati nenek2 yang ada di tempat pengungsian : gambatte sagasoo! kitto mitsukaru kara. Akiramenai de (ayo kita berjuang cari istri kamu. Pasti ketemu. Jangan menyerah) <br /><br />*Tulisan di twitter : ini gempa terbesar sepanjang sejarah. Karena itu, kita mesti memberikan usaha dan cinta terbesar untuk dapat melewati bencana ini; Gelap sekali di Sendai, lalu ada satu titik bintang terlihat terang. Itu bintang yang sangat indah. Warga Sendai, lihatlah ke atas. <br /><br />Sebagai orang Indonesia yang tidak pernah melihat cara penanganan bencana ala gambaru kayak gini, gw bener-bener merasa malu dan di saat yang bersamaan : kagum dan hormat banget sama warga dan pemerintah Jepang. Ini negeri yang luar biasa, negeri yang sumber daya alamnya terbatas banget, negeri yang alamnya keras, tapi bisa maju luar biasa dan punya mental sekuat baja, karena : falsafah gambaru-nya itu. Bisa dibilang, orang-orang jepang ini ngga punya apa-apa selain GAMBARU. Dan, gambaru udah lebih dari cukup untuk menghadapi segala persoalan dalam hidup. <br /><br />Bener banget, kita mesti berdoa, kita mesti pasrah sama Tuhan. Hanya, mental yang apa-apa "nyalahin" Tuhan, bilang2 ini semua kehendakNya, Tuhan marah pada umatNya, Tuhan marah melalui alam maka tanyalah pada rumput yang bergoyang... ..I guarantee you 100 percent, selama masih mental ini yang berdiam di dalam diri kita, sampai kiamat sekalipun, gw rasa bangsa kita ngga akan bisa maju. Kalau ditilik lebih jauh, "menyalahkan" Tuhan atas semua bencana dan persoalan hidup, sebenarnya adalah kata lain dari ngga berani bertanggungjawab terhadap hidup yang dianugerahkan Sang Pemilik Hidup. Jika diperjelas lagi, ngga berani bertanggungjawab itu maksudnya : lari dari masalah, ngga mau ngadepin masalah, main salah2an, ngga mau berjuang dan baru ketemu sedikit rintangan aja udah nangis manja. <br /><br />Kira-kira setahun yang lalu, ada sanak keluarga yang mempertanyakan, untuk apa gw menuntut ilmu di Jepang. Ngapain ke Jepang, ngga ada gunanya, kalo mau S2 atau S3 mah, ya di eropa atau amerika sekalian, kalo di Jepang mah nanggung. Begitulah kata beliau. Sempat terpikir juga akan perkataannya itu, iya ya, kalo mau go international ya mestinya ke amrik atau eropa sekalian, bukannya jepang ini. Toh sama-sama asia, negeri kecil pula dan kalo ga bisa bahasa jepang, ngga akan bisa survive di sini. Sampai sempat nyesal juga,kenapa gw ngedaleminnya sastra jepang dan bukan sastra inggris atau sastra barat lainnya. Tapi sekarang, gw bisa bilang dengan yakin sama sanak keluarga yang menyatakan ngga ada gunanya gw nuntut ilmu di jepang. Pernyataan beliau adalah salah sepenuhnya. Mental gambaru itu yang paling megang adalah jepang. Dan menjadikan mental gambaru sebagai way of life adalah lebih berharga daripada go international dan sejenisnya itu. Benar, sastra jepang, gender dan sejenisnya itu, bisa dipelajari di mana saja. Tapi, semangat juang dan mental untuk tetap berjuang abis-abisan biar udah ngga ada jalan, gw rasa, salah satu tempat yang ideal untuk memahami semua itu adalah di jepang. Dan gw bersyukur ada di sini, saat ini. Maka, mulai hari ini, jika gw mendengar kata gambaru, entah di kampus, di mall, di iklan-iklan TV, di supermarket, di sekolahnya joanna atau di mana pun itu, gw tidak akan lagi merasa muak jiwa raga. Sebaliknya, gw akan berucap dengan rendah hati : Indonesia jin no watashi ni gambaru no seishin to imi wo oshietekudasatte, kokoro kara kansha itashimasu. Nihon jin no minasan no yoo ni, gambaru seishin wo mi ni tsukeraremasu yoo ni, hibi gambatteikitai to omoimasu. (Saya ucapkan terima kasih dari dasar hati saya karena telah mengajarkan arti dan mental gambaru bagi saya, seorang Indonesia. Saya akan berjuang tiap hari, agar mental gambaru merasuk dalam diri saya, seperti kalian semuanya, orang-orang Jepang). <br /><br />Say YES to GAMBARUtovicskyhttp://www.blogger.com/profile/09086596598803204447noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6489167586265429732.post-6787209734483137212010-10-07T19:51:00.000-07:002010-10-08T01:44:20.730-07:00Becanda dengan Ikan di Perairan Gili Nanggu<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqV9-cf-s68JaXjBuOGxbAuDMmGYKjh9MVrCgqlx3rjcG6mnX_WeszncltpSgHWJ8E-UFpfCvTlbfm7XvIctRbVyrLc8H73uiXrdHtBxzjj8SN2rE0LQ9c2yNW4KAW5ETZQx3Ee0gMPwcL/s1600/patrick.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqV9-cf-s68JaXjBuOGxbAuDMmGYKjh9MVrCgqlx3rjcG6mnX_WeszncltpSgHWJ8E-UFpfCvTlbfm7XvIctRbVyrLc8H73uiXrdHtBxzjj8SN2rE0LQ9c2yNW4KAW5ETZQx3Ee0gMPwcL/s200/patrick.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5525586195255161122" /></a>Becanda dengan ikan-ikan di laut bahkan sampai mengelusnya seperti mengelus hewan peliharaan kita di rumah seakan-akan sesuatu yang mustahil. Tapi itu terjadi sembari menikmati indahnya terumbu karang di perairan Gili Nanggu.<br /><br />Memanfaatkan cuti lebaran, tanggal 22 September 2010 lalu saya dan keluarga besar berpetualang di 3 gili. Yaitu Gili Nanggu, Gili Tangkong, dan Gili Kedis. Rencana petualangan ini memang disusun secara mendadak. Justru yang mendadak gini yang meriah. Kakak saya segera memberitahukan relasinya di Sekotong, tempat menyebrang ke Gili Nanggu dan seorang temannya yang memang tinggal di Gili Tangkong. Kita diminta untuk membawa beras, kangkung, dan lauk pauk mentah. Sementara ikan sudah disediakan di Sekotong. Rencananya kita akan makan bersama di Gili Tangkong.<br /><br />Perjalanan menggunakan 2 mobil, Kijang LGX milik teman saya dan Daihatsu Taruna milik kakak ipar. Selain 3 keluarga, juga anak-anak tetangga kami ajak ikut serta. Kebetulan hari itu mereka pulang cepat karena gurunya mau halal bi halal se-kota Mataram. Jadi semuanya sekitar 15 orang, sudah termasuk anak-anak. Perjalanan dari kota Mataram kira-kira 1,5 jam dengan kecepatan sedang. Saat mau menyebrang, kami menggunakan 2 boat kecil. Tujuan pertama adalah Gili Nanggu.<br /><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYNI5H9GytQy0IEvcEbR_E68bc2LIqeVH-xocG8QxFX58PmCvpbOhfSl_e4wUvnDpI5N92SaroGJ_fbqOYxPHEbiJy468zjwtjee9H7kVVW25k-Fxy8fNzbVT1MEjG26LPEMAXLtIie6rv/s1600/gili+nanggu.jpg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYNI5H9GytQy0IEvcEbR_E68bc2LIqeVH-xocG8QxFX58PmCvpbOhfSl_e4wUvnDpI5N92SaroGJ_fbqOYxPHEbiJy468zjwtjee9H7kVVW25k-Fxy8fNzbVT1MEjG26LPEMAXLtIie6rv/s200/gili+nanggu.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5525591192522888178" /></a>Gili Nanggu memiliki pasir putih yang lembut seperti tepung. Saat kami tiba, banyak turis mancanegara yang sedang berenang di sana. Tak menunggu waktu lama, setelah menyewa masker dan snorkel, saya langsung menghambur ke pantai dan 'pemanasan' dengan berenang di pinggir-pinggir pantai saja. Meski begitu, puluhan ikan dengan berbagai jenis seakan-akan menyambut kedatangan saya. Indah sekali. Karena di perairan itu tak boleh menangkap ikan, maka ekosistemnya terjaga. Anak-anak yang ikut berenang dengan ban dan pelampung terlihat senang sekali. Orang dewasa yang belum bisa berenang pun saya yakin bisa menikmati, asal menggunakan jaket pelampung.<br /><br />Saya menghampiri <em>berugaq</em> (saung) tempat menaruh tas dll. Saya ambil botol minuman, lalu diisi dengan roti di dalamnya. Botol yang terisi roti itu saya bawa snorkeling, berenang di permukaan laut. Sambil menikmati indahnya terumbu karang, botol saya buka pelan-pelan. Sebagian isi roti tersembul keluar, dan serta merta ikan-ikan mendekati saya, berusaha memperebutkan roti-roti tadi. Luar biasa. Jumlahnya ada puluhan, dan semuanya mendekati saya. Layaknya binatang peliharaan, saya berusaha mengelus ikan-ikan itu. Saya menyelam, saya mengejar ikan-ikan... sungguh mengasyikkan!<br /><br />Saya semakin jauh berenang meninggalkan pantai. Ternyata justru semakin dangkal. Batu dan terumbu karang menghampar lebih indah. Di kedalaman kira-kira 5 meter, saya melihat bintang laut berwarna biru. Saya menahan nafas lalu menyelam meraihnya. tangan saya terluka kena batu karang. Saya hanya ingin memperlihatkannya kepada anak saya. "Ini ada patrick berwarna biru!" saya berseru kepada anak saya, Salmaa, yang penggemar film Spongbob Squarepants. Setelah dilihat Salmaa, saya minta bintang laut itu 'dibuang' lagi ke laut, agar tidak mati. <br /><br />Di Gili Nanggu ini memang terdapat penginapan. Saya tidak tahu berapa tarif menginap per malamnya. Di sana juga terdapat kolam penampungan penyu. Masing-masing kolam terbagi yang dihuni penyu berdasarkan umurnya. Sebagian masih kecil, sepertinya baru menetas dari telurnya, jumlahnya puluhan ekor. Setelah siap, penyu-penyu itu akan dilepaskan ke laut.<br /><br />Awan hitam pekat terlihat di langit sebelah utara. Kapal ferry yang menyebrang dari Lomkok ke Bali terlihat samar-samar menerjang laut di tengah hujan. Di gili nanggu mulai sedikit gerimis. Kami pun berhenti berenang dan melanjutkan perjalanan ke Gili Tangkong tepat tengah hari. <br /><br />Salah satu boat yang mengangkut kami tadi ternyata membawa bahan mentah ke Gili Tangkong untuk dimasak di sana. Dengan melewati Gili Sudak, sampailah kami di Gili Tangkong. Hanya ada satu keluarga yang menghuni Gili Tangkong, itu pun hanya suami istri. Mereka belum memiliki anak. Keluarga itu mencukupi hidupnya dengan mengambil hasil tanaman di gili tangkong. Membuat minyak kelapa dengan kelapa yang mereka petik, makan ikan hasil tangkapan, dan buah-buahan yang ada di sana. Serta dapat tips dari tamu yang berkunjung ke sana. Terlihat ikan yang dibawa tadi dibakar dengan serabut kelapa. Dan dari arah dapur nampak kepulan masak nasi dan rebusan kangkung yang akan dibuat plecing. Sambil menunggu masakan matang, kami melakukan sholat dzuhur dan asar yang dijamak. Anak-anak berkejar-kejaran di pantai, sebagian berenang.<br /><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcwAxJghJPU8VjnVAf91VbFtWuUMapKDbnxqTX07Me3Vi0AjPb_vHSsx-Op9YaRC6UkzUir_OCu8JucP1qV23RPHgF4TmjHZyXoZhSXGBNFqSXndoPPc-sP0c3bpcQP3H01lHk6zp0C5A2/s1600/nikmatnya+kebersamaan.jpg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcwAxJghJPU8VjnVAf91VbFtWuUMapKDbnxqTX07Me3Vi0AjPb_vHSsx-Op9YaRC6UkzUir_OCu8JucP1qV23RPHgF4TmjHZyXoZhSXGBNFqSXndoPPc-sP0c3bpcQP3H01lHk6zp0C5A2/s200/nikmatnya+kebersamaan.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5525592913172558178" /></a>Masakan sudah siap. Plecing kangkung pedas, ikan bakar, dan ikan bumbu kuning! Benar-benar mengundang selera makan yang luar biasa. Anak-anak makannya lahap sekali. Salmaa (4 th) habis 2 piring, Miqdad (3 th) habis 3 piring, yang lainnya 1 piring saja dengan volume besar! Kalau mengingat hal ini, rasanya ingin mengulangi momen itu. Hujan gerimis tak menghalangi kebersamaan kami. Sungguh nikmat!<br /><br />Kami melanjutkan petualangan berikutnya, yaitu ke Gili Kedis. Pulau ini besarnya kurang dari separo lapangan sepak bola. Kecil sekali, tapi memiliki pasir putih yang indah. Saya tak mau berlama-lama di boat. Sesampainya di sana, saya langsung mengambil peralatan snorkeling dan berkeliling mengitarinya. Terumbu karangnya sungguh indah! Bahkan saya menemukan rumput laut yang langsung bisa dimakan! Rasanya? Jangan tanya karena saat itu memang lagi lapar...hehehehe... Anak-anak bermain <em>kaliomang</em> (keong), kerang-kerang yang lepas dari cangkangnya, dan pecahan batu-batu karang yang unik di sepanjang pantai.<br /><br />Waktu tak terasa mendekati senja, kami pun harus kembali ke Sekotong, tempat penyebrangan tadi. Sayangnya toilet di sana kotor sekali. Para ibu-ibu pun kebingungan mau ganti baju. Setelah masing-masing bersih-bersih diri mengguyur dengan sumur sekedarnya, kami pun melanjutkan perjalanan pulang. <br /><br />Tertarik dengan petualanagn kami? Sediakan dana 3 juta untuk paket ini dan hubungi guide kami, Abah Mura di 081803615487 (paket untuk 15 orang, termasuk sewa 2 mobil, 2 boat, dan snorkel serta makanan)<br /><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrTBfBDZ1nUAIfaDhS3wWiGjiza96bYnKUVAbz5SVuDyGQOh-4HN6aaF2b4qh7yOUUEXn6wuVTiqzwubOjeR0aCHcJ_L6-Zrnk8Osck9cXUiBHYyeUNEIVNEgocbYVN7dc0YqvJFKjRScD/s1600/bocah+petualang.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrTBfBDZ1nUAIfaDhS3wWiGjiza96bYnKUVAbz5SVuDyGQOh-4HN6aaF2b4qh7yOUUEXn6wuVTiqzwubOjeR0aCHcJ_L6-Zrnk8Osck9cXUiBHYyeUNEIVNEgocbYVN7dc0YqvJFKjRScD/s200/bocah+petualang.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5525590296777982258" /></a>Peserta petualangan:<br />Dewasa: Abah Cia, Mak Ang, Iryadi, Butet, Ita, Oppie, Taufiq, Agus, Leles.<br />Anak-Anak: Imam (7 th), Kholiq (3 th), Ziyad (7 bulan), Yuda (9 th), Miqdad (3 th), Salmaa (4 th), Syafiq (3 th), Heri (10 th), Anang (9 th).tovicskyhttp://www.blogger.com/profile/09086596598803204447noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6489167586265429732.post-91997221069269030002010-07-08T03:40:00.000-07:002010-07-08T03:44:56.752-07:00Sikap Demokratis Dan Ketegasan Abu Bakar As-Shiddiq<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxx2C-6Axd9pgq3ZdU4VJpABH7ppqXpov8vrWDGxd_nkG9fxMCu0LUfhK-JoP5Z_n8OckG_tHPjqbsLarkHaDoyCiyhufXw8_y2UQoSXS3T0OKfCvWeCinBp-QHwLEtXsAuE0ofN9wYgfU/s1600/images.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 149px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxx2C-6Axd9pgq3ZdU4VJpABH7ppqXpov8vrWDGxd_nkG9fxMCu0LUfhK-JoP5Z_n8OckG_tHPjqbsLarkHaDoyCiyhufXw8_y2UQoSXS3T0OKfCvWeCinBp-QHwLEtXsAuE0ofN9wYgfU/s200/images.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5491483932453074514" /></a><br />Pengurusan jenazah Rasulullah SAW belum juga selesai. Abu Bakar masih sibuk mengurusi jenazah manusia yang paling mulia itu. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh seorang utusan Umar bin Khattab. Umar bin Khattab begitu resah dengan kepemimpinan ummat Islam sepeninggal Rasulullah SAW. Meskipun hanya sebentar, kekosongan kepemimpinan sangat berbahaya. Harus segera dipilih seorang pemimpin kaum Muslimin agar perpecahan tidak semakin meluas. Sehingga ekspansi dakwah yang telah dipersiapkan oleh Rasulullah sebelumnya dapat terlaksana. <br /><br />Tapi Abu Bakar menolak utusan itu. Ia lebih memilih untuk mengurusi jenazah Rasulullah SAW. Tidak mau utusannya datang dengan tangan hampa, Umar bin Khattab sekali lagi meminta Abu Bakar menengahi keresahan kaum Anshor yang telah berkumpul di Saqifah Banu Saâidah. Orang-orang Anshor bermaksud mengangkat seorang pemimpin diantara mereka dan mempersilakan kaum Muhajirin mengangkat seorang pemimpin pula. Kondisi ini disadari sangat berbahaya. Abu Bakar mendatangi mereka dan dengan kata-kata yang lembut ia menenangkan kaum Anshor yang ingin mengangkat Saâad bin Ubadah sebagai pemimpin mereka. Hubab bin Munzir terus menerus membakar semangat kaum Anshor untuk mendukung dualisme kepemimpinan. Kondisi semakin memanas tatkala Umar bin Khattab bersikeras harus ada satu pemimpin saja. Tidak mungkin ada dua kemudi dalam satu perahu. Hubab bin Munzir semakin panas dan mengancam akan memulai peperangan atau kaum Muhajirin harus hengkang dari Madinah. <br /><br />Kondisi yang semakin panas ini akhirnya ditengahi oleh Abu Ubaidah bin Al-Jarrah. âSaudara-saudara Anshar, Kalian adalah orang pertama memberikan bantuan dan dukungan, janganlah sekarang menjadi orang pertama pula mengadakan perubahan dan perombakan!â. Kata-kata itu mampu meredakan mereka. Akhirnya seorang pemimpin Khazraj bergabung dengan Muhajirin. Hal ini membuat kaum Anshor tidak lagi seia sekata. <br /><br />Abu Bakar memperkirakan kondisi sudah reda dan saatnya mengambil sebuah keputusan. Seraya mengingatkan agar jangan ada perpecahan, ia mengangkat tangan Umar bin Khattab dan Abu Ubaidah bin Al-Jarrah seraya berkata, â Ini Umar dan ini Abu Ubaidah. Berikan ikrar kepada yang mana saja yang kalian sukai.â Abu Bakar melakukan sikap demokratis di tengah ketegangan antara Anshor dan Muhajirin. Apakah sikap Abu Bakar ini dipersalahkan? Tak satu pun yang membantah saat itu. Memilih satu diantara dua sahabat terbaik Rasulullah SAW akan dilakukan, tapi Umar bin Khattab segera menyergahnya. Ia meminta Abu Bakar membentangkan tangan seraya mengatakan bahwa karena Rasulullah memilih Abu Bakar untuk memimpin sholat, dialah orang yang paling disukai Rasul SAW. Kemudian Abu Ubaidah memberikan ikrar karena Abu Bakar adalah orang yang menemani Rasul SAW saat Hijrah. Setelah itu berturut-turut semua orang yang ada di Saqifah secara aklamasi membaiâat Abu bakar sebagai pemimpin, kecuali Saâad bin Ubadah. <br /><br />Islam bukan tidak mengenal demokrasi. Islam bukan tidak mengenal pemungutan suara. Tetapi kesatuan ummat adalah yang utama. Perbedaan pendapat adalah hal yang biasa terjadi, tetapi perpecahan harus dihindarkan. Sikap Abu Bakar yang menginginkan pemungutan suara untuk memilih pemimpin antara Umar bin Khattab dan Abu Ubaidah adalah bukti, meskipun justru secara aklamasi memlih Abu Bakar sendiri sebagai pemimpin karena memang ia dianggap sahabat yang paling disukai oleh Rasulullah SAW, manusia yang paling mereka cintai. Bahkan sebenarnya Abu Bakar tidak menginginkan dirinya sebagai khalifah. Tapi menyadari permasalahan kepemimpinan sangat dibutuhkan, akhirnya ia bersedia membentangkan tangan untuk dibaiat oleh Umar bin Khattab.<br /><br />Sikap demokratis Abu Bakar bukan berarti sikap ketidaktegasan seorang pemimpin. <br /><br />Sebelum Rasulullah SAW wafat, beliau telah mempersiapkan ekspedisi ke Syam untuk menghadapi pasukan Romawi yang dipimpin oleh Usamah bin Zaid. Penunjukan Usamah bin Zaid ini sebenarnya tidak disukai oleh beberapa kaum Anshor karena Usamah bin Zaid masih sangat muda. Ketidaksukaan ini masih terbawa ketika Abu Bakar sebagai khalifah akan meneruskan ekspedisi itu. Umar bin Khattab membawa pesan kaum Anshor kepada Amirul Mukminin. Tetapi jawaban Khalifah, âSekiranya saya yang akan disergap anjing dan serigala, saya tidak akan mundur dari keputusan yang sudah diambil Rasulullah SAW!â. Dan pasukan yang dipimpin oleh Usamah bin Zaid pun berangkat, yang didalamnya terdapat sahabat dari kalangan Muhajirin dan Anshor. <br /><br />Abu Bakar bertindak sangat keras terhadap para pengemplang zakat. Ketika akan memeranginya, Umar bin Khattab protes dengan alasan bahwa barangsiapa yang telah mengucapkan syahadatain, maka darah dan hartanya dijamin, kecuali dengan alas an yang dikembalikan kepada Allah. Abu Bakar membantahnya bahwa urusan Sholat tidak bisa dipisahkan dengan urusan zakat. Dan orang yang memisahkan keduanya wajib diperangi. Akhirnya Abu Bakar berhasil menghadapi para penolak zakat, dan Umar pun mengakuinya. <br /><br />Hebatnya, persahabatan keduanya tidak pernah luntur meski dengan perbedaan pandangan mengenai sesuatu hal. <br />Menurut Imam Hasan Al Banna, Khilaf dalam masalah fiqih furu' (cabang) hendaknya tidak menjadi faktor pemecah belah dalam agama, tidak menyebabkan permusuhan dan tidak juga kebencian. Setiap perbedaan yang terjadi di kalangan sahabat tentu mengandung pelajaran yang sangat berharga terhadap masing-masing pendapat. <br /><br />Wallahu aâlam bisshawwabâŚ<br />Johar, 7 Juli 2010tovicskyhttp://www.blogger.com/profile/09086596598803204447noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6489167586265429732.post-62076136784620328042010-06-02T02:11:00.000-07:002010-06-02T18:36:14.579-07:00Ekspedisi Gunung Tanpa Nama<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-SDBPd_zMeCDnXR8ZxdDLO9g46L7zTTW01ZsPLofUdfV_UM9cbSfBy_YLf9LXucd4-1EOMbRbeolOwMXi2jMj6PVGANXCnENcPQfQorb-7Z52bc0b20FjfWYaYlDhtd7MTGsGoZ2_SCC3/s1600/kampung+tlogodingo.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-SDBPd_zMeCDnXR8ZxdDLO9g46L7zTTW01ZsPLofUdfV_UM9cbSfBy_YLf9LXucd4-1EOMbRbeolOwMXi2jMj6PVGANXCnENcPQfQorb-7Z52bc0b20FjfWYaYlDhtd7MTGsGoZ2_SCC3/s200/kampung+tlogodingo.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5478344350592596338" /></a><br />Tlogodingo memang kampung yang menawan di kaki Gunung Lawu. Terletak persis sebelum Cemoro Sewu, basecamp naik ke Gunung Lawu. Masyarakatnya hidup dari pertanian dan menggembala ternak. Kampung paling ujung Timur provinsi jawa Tengah ini hampir setiap hari diselimuti kabut. Dingin luar biasa. Masyarakatnya bercocok tanam strawberry, terong, wortel, kol, bahkan ada satu petak tanah yang ditanami bunga edelweis! Keramahan orang-orang di sana menambah kesejukan bagi siapa pun yang berkunjung. Ditambah hidangan buah strawberry segar yang baru dipetik. Menambah suasana semakin <em>adem ayem</em>...<br /><br />Di sebelah selatan kampung Tlogodingo terdapat bukit yang menjulang, tingginya kurang lebih 2100 mdpl. Vegetasi bukit dan kontur tanah cukup beragam. Ada hutan basah, semak belukar, ilalang, dan hutan buatan di sisi baratnya. Tak heran hutan di sekitar gunung tanpa nama ini sering digunakan para pecinta alam untuk melaksanakan Diksar. Yang paling sering adalah sebuah tempat di timur kaki gunung yang dinamakan Mrutu. Karena di tempat ini banyak sekali mrutu yang siap membuat gatal orang yang nge-camp di tempat itu. Mrutu adalah semacam serangga kecil yang beterbangan dan suka hinggap di kulit manusia.<br /><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPXu7fiy2zKt0fBS6Q6siIrhp64gDMdGQtCMGisFzaj1tpHqzOulXQyUlntxCHibtciGvmyQj56Hs-jb-UhAzdeqfiIQFdaKglsE8O0B2_m6f-L2ml-NFSjmSj5S9pSA0appoDwsUJY2ix/s1600/tanpa+nama.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPXu7fiy2zKt0fBS6Q6siIrhp64gDMdGQtCMGisFzaj1tpHqzOulXQyUlntxCHibtciGvmyQj56Hs-jb-UhAzdeqfiIQFdaKglsE8O0B2_m6f-L2ml-NFSjmSj5S9pSA0appoDwsUJY2ix/s200/tanpa+nama.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5478354853981777682" /></a>Kami ber-13 berniat melakukan softrack ke gunung itu. Dimulai dengan melakukan perjalanan dari arah barat gunung tanpa nama. melewati ladang wortel, kol, dan strawberry serta beberapa sungai kecil yang mengalir dari arah gunung. Terkadang melewati jalan-jalan yang cukup terjal. Lalu melewati hutan pinus dan tanaman paku-pakuan yang lebat mengelilinginya. Kira-kira 2 jam perjalanan tidak menemukan jalan yang sangat terjal dan semua jalan cukup lebar. Setelah istirahat sebentar di sebuah pos untuk melaksanakan sholat dzuhur dan asar, kami melanjutkan perjalanan. Setelah pos itu track mulai menanjak. Vegetasi masih berupa pohon-pohon yang tidak begitu lebat, sampai kira-kira satu jam perjalanan kami mulai menemukan jenis-jenis pohon yang hanya ada di puncak-puncak gunung. Gunung-gunung kecil di sekitar Gunung Lawu tampak sangat jelas. Kabut-kabut yang berbaris tertiup angin menambah indahnya pemandangan. Sejenak kami berhenti di sana. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan. <br /><br />Semak-semak ilalang menemani perjalanan kami di kanan kiri. Pohon-pohon besar sudah mulai jarang. Semak-semak yang cukup lebat sampai setinggi di atas kepala menyebabkan jalan setapak tak begitu jelas terlihat. Perlu hati-hati karena kanan kiri adalah jurang. Akhirnya, kami sampai juga di puncak gunung tanpa nama. Karena hari menjelang sore, kami memutuskan untuk nge-camp di sana sekalian. Sebenarnya agak kurang yakin nge-camp di sana, tapi karena komandan meminta ngecamp, ya kami harus menurut. <br /><br />Kami lalu melepas ransel dan mempersiapkan diri mendirikan tenda. Hujan rintik-rintik karena kabut yang melewati puncak gunung mulai terasa. Tiba-tiba, "bresss......" Hujan cukup lebat membasahi kami yang sedang mendirikan tenda. Tenda belum berdiri sempurna. Padahal seluruh isi tas sudah kami keluarkan. Meski kami berusaha menyelamatkan barang bawaan kami agar tak nea hujan, semua tetap basah kuyup, termasuk sleeping bag sebagai benteng terakhir agar kami bisa tidur nyenyak. Hujan mulai rintik-rintik, kami memperbaiki tenda yang belum berdiri dengan sempurna.<br /><br />Setelah hujan reda, kami pun keluar dari tenda. Menikmati siluet jingga di ufuk barat senja itu, mencari-cari sang mentari seakan ingin mengucap selamat jalan. Tapi hanya bayangan jingga yang terlihat karena tertutup awan dan kabut. Ingin mengambil fotonya, tapi dingin dan basah membuat saya enggan melakukannya. Setelah sholat maghrib dan Isya, kami menyaksikan pemandangan malam di bawah sana yang tampak indah. Mulai gemerlap kota Solo dan Karanganyar yang nampak dari kejauhan, serta di sisi timur nampak gemerlap kabupaten magetan Jawa Timur. pemandangan itu silih berganti hilang karena kabut yang kadang melintasi sekitar gunung.<br /><br />Setelah itu kami istirahat dengan berbasah-basahan. Mencoba menghangatkan dengan membuat perapian pun gagal. Karena hampir tidak ada sesuatu yang bisa dibakar kecuali sampah plastik kami. itu pun hanya bertahan sebentar. Kami langsung masuk ke tenda untuk istirahat. Teman-teman banyak yang tidak bisa istirahat karena basah. Alhamdulillah saya bisa tidur. Celana yang basah saya lepas dan langsung masuk ke sleeping bag yang ternyata hanya separo bagiannya basah kena hujan tadi. Lumayan lah ada bagian yang kering. Diiringi gemeretak suara gigi teman-teman yang kedinginan serta suara ngorok mereka, ditambah suara nafas salah seorang teman yang tidak tahan Oksigen tipis, melengkapi istirahat malam itu. Saya memainkan pikiran bahwa mereka baik-baik saja, meski tadi ada yang kram. Sehingga saya pun bisa tidur dengan nyaman (meski tidak nyenyak).<br /><br />Tengah malam kami melanjutkan perjalanan turun. Setelah melewati semak-semak ilalang dengan jalan yang sempit, kami melewati track menurun yang sangat terjal dan licin. Tak jarang kami harus merambat pelan saat menuruni tarck itu, kalau tidak ingin terperosok ke jurang. <br /><br />Saat sedang menuruni jalan yang terjal itu, tiba-tiba terdengar suara "kreeeekkkk...!".. Sebuah batang pohon patah. Batang pohon itu berguling di jalan yang terjal, lalu mengenai 4 orang teman kami. Salah satu dari teman sampai pingsan. Seorang dokter dalam tim langsung melakukan P3K. Dia mengalami patah di tulang punggung di belakang leher. Pohon itu patah padahal tak ada angin yang berhembus kencang.<br /><br />Sebuah cobaan yang berat bagi kami. Mungkin itu peringatan Allah. Dengan menggunakan sarung dan tongkat yang dijadikan dragbar, kami melakukan evakuasi yang cukup sulit. Medan yang terjal, licin, berair, dan sempit harus kami lalui. Alhamdulillah kami sampai di Mrutu keesokan harinya. Perjalanan dari puncak sampai ke bawah tadi normalnya dilakukan selama 2-3 jam. Tapi karena harus melakukan evakuasi, kami melakukannya sampai kira-kira 6 jam baru sampai di pos mrutu. Ambulance sudah disiapkan di Tlogodingo untuk membawa teman kami ke Rumah Sakit di Solo.<br /><br />Meski dibalut dengan perasaan sedih, kami mengakhiri ekspedisi di gunung tanpa nama dengan mengambil hikmah atas semua peristiwa.<br /><br />Hidangan strawberry segar pun tak kuasa kami tolak untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh untuk keluarga.<br /><br />Tlogodingo, 29-30 Mei 2010tovicskyhttp://www.blogger.com/profile/09086596598803204447noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6489167586265429732.post-53410290099326286382010-05-11T02:23:00.000-07:002010-05-14T02:20:41.527-07:00Give her for 'me time'<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBwkBzOIAQpMbaWwTwAAHcSt8_9n8a357wSRM1d8cjjpOj2DcF7LGxsQmGNabIKo26wAhLpuNRejgQrKri_TTERZd9He-CyS_JdwAzh9fkd4p-CQHjnV0tmznD5mi5SuCvQQCc5VU3uQXt/s1600/400px-Narzisse.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 134px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBwkBzOIAQpMbaWwTwAAHcSt8_9n8a357wSRM1d8cjjpOj2DcF7LGxsQmGNabIKo26wAhLpuNRejgQrKri_TTERZd9He-CyS_JdwAzh9fkd4p-CQHjnV0tmznD5mi5SuCvQQCc5VU3uQXt/s200/400px-Narzisse.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5471053153984728018" /></a><br />"Berangkat aja cy.." kataku menepis keraguannya.<br /><br />Istriku ingin sekali pulang kampung, karena ada temannya yang menikah. Sebenarnya bukan semata-mata ingin menghadiri pernikahan temannya. Tapi bertemu dengan keluarga besar adalah sebuah kebahagiaan tersendiri. Kakak-kakak, keponakan, dan tentunya bapak dan ibu. Dari 8 bersaudara, semuanya ngumpul di Lombok, kecuali istriku yang tinggal di Semarang bersamaku.<br /><br />"Itung-itung itu untuk <em></em>me time<em></em> cy..." sekali lagi aku menguatkannya.<br />"Terus anak-anak gimana?" tanyanya kepadaku.<br />"Biarlah anak-anak InsyaAllah aman sama Abi" tambahku meyakinkannya.<br />Sebenarnya aku juga punya keinginan kuat untuk liburan ke Lombok. Tapi situasi kantor yang tidak memungkinkan untuk cuti sehingga mengurungkan niat kami untuk pulang ke Lombok awal Mei ini. <br /><br />Bagi sebagian orang, 'me time' identik dengan perawatan diri, creambath, mandi sauna, dll. Tapi saya kasih waktu untuk istri bertemu dengan teman-teman sekolahnya dulu. Harapan saya untuk menyegarkan diantara suntuknya pekerjaan rutin yang tiada habisnya. Saya masih meyakini liburan itu penting. Untuk siapa saja. Dan ini giliran istri saya.<br /><br />Selama ditinggal 2 hari ke Lombok, memang agak berat mengatur anak-anak. Karena selama ini anak-anak tergantung sama umminya. Tapi bukan berarti saya tidak bisa berbuat apa-apa untuk mereka. Justru saya ingin mengambil kesempatan ini untuk lebih dekat dengan anak-anak, terutama Syafiq. Karena dia lebih dekat sama umminya, dan segala sesuatu harus dilakukan sama umminya. <br /><br />Yang paling berat adalah ketika Syafiq bangun tidur. Dia pasti menanyakan keberadaan umminya. Memandikan, menyuapi, nyiapin perlengkapan sekolah Salmaa, bukan lah pekerjaan sulit bagi saya. <br /><br />Jauh di seberang sana umminya ngasih kabar kalau sedang menikmati 'kuliner' masakan ibu mertua saya. Lalu berkumpul sama temen-teman sekolahnya dulu, bersendau gurau layaknya masih bujangan. Saya memang mendorong kondisi seperti ini. Saya memberikan waktu untuk memanjakan otak sejenak. Dan saya pun ingin melatih kesabaran dengan meng-handle penuh tingkah polah anak-anak.<br /><br />"Cy, ummi dipanggil diklat.." kata istriku. "...yowis cy, berangkat aja.." kataku kepadanya sambil tetap tersenyum, meski berat rasanya ditinggal seminggu. Karena aku tidak ingin menambah beban pikiran istriku yang sudah berat meninggalkan anak-anak untuk diklat di Jakarta selama seminggu.<br /><br />Semoga Allah swt mempermudah urusan kita semua...tovicskyhttp://www.blogger.com/profile/09086596598803204447noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6489167586265429732.post-71585458970544638202009-11-20T06:22:00.000-08:002009-11-20T08:03:45.932-08:00AWAS KUWALAT!Gus Dur mengunjungi sebuah kampung. Ada orang yang tidak suka padanya dan mengolok-oloknya karena memiliki cacat mata. Tentu Gus Dur tidak mengetahui hal ini dan karena itu tidak marah. Tetapi ada diantara orang yang mendengar olok-olok bernada menghina tersebut memperingatkan agar berhati-hati karena bisa kualat. Orang ini dengan bersemangat tetap mengolok-olok kekurangan Gus Dur. Tak lama berselang, ia bepergian dan sebelum sampai di tempat, ia mengalami musibah kecelakaan. Tubuhnya nyaris tak terkena luka apa pun kecuali satu yang tak dapat ia selamatkan: mata.<br /><br />Peristiwa itu segera saja menjadi pembicaraan, "Jangan macam-macam pada Gus Dur, nanti kualat. Gus Dur itu seorang wali!" Ucapan ini seperti bertuah, banyak yang percaya bahwa Gus Dur memang seorang wali. Sesungguhnya Gus Dur adalah seorang wali: wali murid bagi anak-anaknya, dan untuk urusan nikah, Gus Dur adalah wali nashab bagi putrinya.<br /><br />Kita perlu membedakan antara af'al Allah dan af'al manusia. Sejauh berkenaan dengan af'al (perbuatan) manusia, kita dapat mengkritik, mengecam, atau mengolok-olok, meski seharusnya tetap mengetahui adab-adabnya. Tetapi bila sudah menyangkut af'al Allah, tak ada satu pun dari kita yang berhak menyalahkan atau mengejeknya, meskipun menurut pandangan kita buruk. Anda boleh saja mengkritik pendapat sayan mencemooh tulisan saya, maupun mencela tindakan saya. Lepas dari soal tanggung jawab kepada Allah, tindakan mencela saya masih dapat diterima karena menyangkut af'al manusia. Yaitu apa yang saya kerjakan sebagai manusia, baik yang bersifat pemikiran maupun perbuatan. Akan tetapi, anda tidak boleh mencela tubuh saya sebab itu sepenuhnya merupakan af'al Allah sebagai pencipta. Saya tidak ikut merencanakan bentuk mata saya, rambut, serta hal-hal lain di luar kekuasaan saya. Apabila anda menghina bibir saya, kemudian anda mengalami musibah yang membuat bibir anda menjadi jontor, yang demikian bukan kualat kepada saya. Tetapi anda membuat Allah murka karena merendahkan af'al-Nya, memperolok apa yang telah diperbuat Allah atas diri saya. Bukan karena mencemooh saya. <br /><br />Jangan mengolok-olok, nanti kualat kepada Allah, repot khan?<br /><br />Sumber: "Agar Cinta Bersemi Indah" karya Mohammad Fauzil Adhimtovicskyhttp://www.blogger.com/profile/09086596598803204447noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-6489167586265429732.post-60228896631790497632009-11-17T17:48:00.001-08:002009-11-18T00:57:19.392-08:002012Berawal dari ramalan suku Maya, yang didukung ramalan dari sebuah suku Mesir Kuno, bahwa tahun 2012 akan terjadi kiamat! Lalu diamini oleh Mama Lauren di Indonesia, dan diikuti oleh paranormal lain, sampai dibuat khusus di sms premiun. Jadilah opini publik bahwa 2012 benar-benar terjadi kiamat. Lebih tepatnya tanggal 12-12-2012. Lalu muncul film 2012 (twenty twelve) yang menggambarkan kiamat tahun 2012. Publik yang kadung teracuni opini kiamat 2012 sontak penasaran akan film itu. Antri tiket seperti ular saat tayang di bioskop berbagai kota di Indonesia. Bahkan sampai beberapa orang pingsan karena lelah mengantri. Dan film 2012 jadi box office,,,,<br /><br />Pro kontra boleh tidaknya nonton film besutan Hollywood itu bermunculan. MUI Malang melarang umat Islam nonton 2012, sementara MUI pusat tidak melarangnya. FPI bahkan melakukan sweeping film 2012. Demo penentangan bermunculan, bahkan aksinya dilakukan anak-anak SD Islam. <br /><br />Mengapa mereka mengkhawatirkan film itu? Tidak lain adalah kemusyrikan yang timbul apabila kita mempercayai kiamat 2012. Karena menyangkut akidah, yang kontra akan film itu begitu ngotot. Bukan tanpa sebab, dosa musyrik adalah dosa tak berampun. Kalau percaya akan ramalan kiamat bakal terjadi 2012, tak pelak bahwa kemusyrikan sudah tumbuh di hati. Inilah yang ditakutkan yang kontra akan penanyangan film 2012. Bisa jadi ini adalah teori konspirasi belaka. Fakta-fakta ilmiah terjadinya badai matahari di lapisan atmosfer matahari pun banyak dibahas.<br /><br />Bagi sebagian orang biasa-biasa saja. Karena itu hanyalah film animasi belaka, tak lebih. Muatan cerita di film tak perlu dipercayai. Inilah yang menyebabkan beberapa ulama tidak mengkhawatirkan tayangan 2012. <br /><br />Justru yang saya takutkan adalah, orang-orang yang mengecam ulama. Ada ulama yang berpendapat film 2012 haram untuk ditonton. Kemudian ada orang yang mengecam pendapat ulama tersebut. Ini yang berbahaya. Pendapat ulama akan hal ini tidak melanggar syari'ah, karena hukum menonton film asalnya adalah mubah. Dan pendapat ulama ini bukan tanpa dasar. Kita harus hormati meskipun mungkin berbeda pandangan dengan pendapat ulama tersebut. Ulama waritsatul Anbiya, ulama adalah pewaris Nabi. <br />Di dalam Shahih Al-Hakim diriwayatkan dari Abdullah bin âAmr secara marfuâ (riwayatnya sampai kepada Rasulullah): âSesungguhnya termasuk tanda-tanda datangnya hari kiamat adalah direndahkannya para ulama dan diangkatnya orang jahat.â <br /><br />Jadi tidak perlu memperdebatkan masalah film 2012. Yang terpenting adalah jangan pernah mempercayai ramalan tersebut dan jangan sekali-kali menghujat ulama yang melarang tayangan film 2012.<br /><br />Johar 18 September 2009.tovicskyhttp://www.blogger.com/profile/09086596598803204447noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6489167586265429732.post-72643040881117185042009-11-16T10:07:00.000-08:002009-11-16T10:27:33.415-08:00Muharrik vs Kholil Mustami'Terkenang kata-kata seorang ustadz beberapa tahun silam, "Silakan kalau antum ingin menjadi seseorang yang disebut <em>kholil mustami'</em>, yang berarti 'pendengar yang kekal'...."<br /><br />Maksud dari sang ustadz adalah sebuah pilihan hidup. Kita hanya sebagai pendengar, pengikut setia, penyimak rangkaian kata, penikmat ilmu hanya untuk diri sendiri. Memang sangat enak, aman, nyaman, dan tenang. Tak diganggu suatu apa pun, dan tak mengganggu eksistensi siapapun. Pendengar setia dari kajian satu ke kajian lain, majelis satu ke majelis lain, nikmat, sungguh menikmati sebuah ilmu.<br /><br />Berbeda dengan seorang muharrik, dia adalah penggerak sebuah aktivitas, pionir dalam penyelesaian masalah, tali dari sebuah gasing dan genset (pinjam istilah mas ichanx). <br /><br />Tanpa ada mental Muharrik, tak mungkin sebagian besar daratan Eropa takluk di tangan Islam dalam kurun waktu kurang dari 1 Abad, tak mungkin Jerusalem terengkuh, tak mungkin Bumi Nusantara menjadi Negeri Muslim terbesar dunia saat ini. Perjuangan Umar bin Khattab, Shalahuddin Al Ayyubi, dan para Wali Songo dilandasi dengan mental Muharrik, bukan Kholil Mustami'.<br /><br />Muharrik adalah agen perubahan. Yang paling mudah kita lakukan adalah penggerak di keluarga dan lingkungan kita. Apakah kita menjadi rujukan di keluarga dan kampung kita,atau menjadi sumber masalah? Atau menjadi orang alim di kampung kita tapi tidak mempunyai sumbangsih untuk orang lain? <br /><br />Terlalu mengada-ada bila membandingkan kita dengan Shalahuddin Al Ayyubi atau Wali Songo. Tetapi itulah kerangka global kita dalam berfikir, lalu kita gerakkan tali genset kita ke kampung atau kantor kita. Dan gerakan kita pun akan memberikan energi pergerakan di sekitar kita; keluarga, kantor, dan kampung....<br /><br />Selamat menjadi penggerak!tovicskyhttp://www.blogger.com/profile/09086596598803204447noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-6489167586265429732.post-12015716701799418642009-11-12T21:37:00.000-08:002009-11-15T18:15:18.812-08:00Anak Kecil di Lampu MerahLampu merah Tugu Muda Semarang pukul lima sore. Wajahnya lusuh tapi tidak begitu kotor. Bajunya kusam tapi warnanya tidak buram. Badannya masih terlihat segar, kulitnya tidak menampakkan warna yang setiap hari menantang matahari di siang hari. Dia menggendong seorang bocah mungil kira-kira berusia 2 tahun. Bocah itu kulitnya tidak legam benar. Dari wajah keduanya, tidak ada kemiripan wajah. Meragukan untuk langsung meng-klaim bahwa wanita itu ibu kandung si anak.<br /><br />Ketika Lampu menunjukkan warna merah, wanita itu mendatangai satu per satu pintu mobil yang berhenti. Bau asap kendaraan bermotor tak dihiraukannya. Seperti halnay dia tak menghiraukan seberapa banyak gas beracun yang terhirup oleh anak yang digendongnya. Sembari menjulurkan tangan menampakkan muka memelas, sesekali memperbaiki gendongan untuk menjaga agar si anak tidak jatuh. Sesekali terlihat juluran tangan dari kaca mobil memberi beberapa receh atau lembaran berwarna biru kehijau-hijauan. Kemudian wanita itu membungkukkan badan mengucapkan terima kasih sementara si anak diam tak peduli.<br /><br />Wanita itu mendekatiku sembari menjulurkan tangannya kepadaku. Aku melampaikan tanganku kepadanya, tanda aku tak memberinya uang. Bukan aku tak kasihan. Justru aku sangat kasihan kepada mereka. Terlebih kepada sang anak yang digendongnya. Seraya aku ingin protes kepada sang wanita, mengapa si anak diajak juga? Bisa jadi anak itu memang anaknya. Tapi dari kisah-kisah yang beredar, rasanya saya tdak percaya kalau anak itu adalah benar-benar anaknya. <br /><br />Seperti biasa, Ibu Asih (sebut saja begitu) menjalankan tugasnya sebagai auditor pemerintah. Dia bermaksud mendatangi sebuah perusahaan yang akan diauitnya. Alangkah kagetnya ketika berhenti di Lampu merah, dilihatnya seorang anak yang mirip dengan anaknya tengah digendong oleh seorang wanita yang meinta belas kasihan dari para pengendara kendaraan. Bu Asih keluar dan ternyata anak itu benar-benar anaknya! Ternyata anaknya disewakan kepada seorang peminta-minta oleh pembantunya. Sebagai seorang wanita karir, dia tidak sempat ngecek rumah pada saat jam kerja.<br /><br />Lain kisah Bu Asih, lain pula kisah Bu Siti. Bu Siti memang mempunyai masalah ekonomi. Suaminya yang bekerja serabutan belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan hidupnya. Tetangga Bu Siti heran, dari pagi sampai sore anaknya tak pernah kelihatan di rumah. Katanya anaknya itu dititipin ke bibinya. Suatu saat sebuah stasiun TV lokal menanyangkan fenomena peminta-minta ini. Alangkah kagetnya para tetangga ketika dilihatnya anak Bu Siti digendong oleh peminta-minta di kawasan Sipanglima Semarang. Bu Siti akhirnya mengaku, anaknya disewakan kepada peminta-minta, sehari dia memperoleh upan Rp 25.000 dari peminta-minta itu. Na'udzubillah min dzalik,,,<br /><br />Ketika saya tidak mau memberi para peminta-minta yang menggendong seorang anak, bukan berarti saya tidak berbelas kasihan kepada mereka. Saya hanya tidak ingin turut mensukseskan profesi peminta-minta yang meminta belas kasihan dengan mengorbankan seorang anak.tovicskyhttp://www.blogger.com/profile/09086596598803204447noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-6489167586265429732.post-19817057236947443792009-11-09T22:35:00.000-08:002009-11-10T17:25:52.149-08:00Dimensi "Kesulitan"<meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 12"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 12"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CDIRJEN%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><link rel="themeData" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CDIRJEN%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx"><link rel="colorSchemeMapping" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CDIRJEN%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true" DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99" LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 159 0;} @font-face {font-family:Calibri; panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:10.0pt; margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} .MsoPapDefault {mso-style-type:export-only; margin-bottom:10.0pt; line-height:115%;} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.0in 1.0in 1.0in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 12pt;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Adakah diantara kita yang hidupnya lancar-lancar saja tanpa pernah mengalami kesulitan sedikit pun? Atau selalu mempunyai perasaan senang terus tanpa merasa sulit? Atau tak pernah mengalami rasa takut baik sedikit atau sangat? Kalau kita manusia normal, pasti selama akil baligh kita pernah merasakan sesuatu yang tak enak, takut, dan merasa sulit.<br /><br />Pada peperangan Uhud, Abu Salamah mengalami cedera yang cukup parah. Ketika masih dirawat isterinya, Abu Salamah berkata bahwa dia mendengar Rasulullah sallallahu 'alayhi wasallam bersabda, "barang siapa yang ditimpa musibah, hendaklah dia menyebut <i>istirja'</i> (<i>Inna lillahi wa inna ilayhi raji'un</i>), dan berdoa, 'Ya Allah, berilah pahala atas musibah yang melanda diriku, dan berilah ganti yang lebih baik', maka pasti Allah akan mengkaruniakan sesuatu yang lebih baik." Akhirnya Abu Salamah meninggal dunia akibat cedera yang dialaminya, dan tinggallah Ummu Salamah bersama anak-anak mereka di Madinah.<br /><br />Ummu Salamah teringat kembali akan kata-kata suaminya, sering melafazkan <i>istirja'</i> dan doa tersebut. Hanya saja dia seringkali tidak dapat meneruskan lafaz 'berilah ganti yang lebih baik', dan jika disebut juga lafaz tersebut, dia akan terkenang almarhum suaminya, karena baginya siapakah lelaki yang dapat menjadi suami yang lebih baik daripada Abu Salamah. Segala kesusahan yang pernah mereka alami tatkala awal-awal memeluk Islam, ditambah dengan kebahagiaan mereka di Madinah menguatkan lagi rasa cinta Ummu Salamah kepada suaminya. Akhirnya berkat doa Ummu Salamah tersebut Allah mengkaruniakan Ummu Salamah seorang suami yang akhirnya diakui lebih baik dari Abu Salamah. Siapakah lelaki itu? Tidak lain adalah Rasulullah <i>sallallahu 'alayhi wasallam</i> sendiri.<br /><br />Musibah bukan hanya sebuah kematian. Termasuk rasa takut, khawatir akan terjadinya sesuatu, kekurangan makanan, dan kehilangan harta benda. Semua itu adalah termasuk dalam kategori musibah. Firman Allah dalam Surat Al Baqarah ayat 155: <i>"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit katakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar."<br style=""> <!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br style=""> <!--[endif]--></i><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt;">Mengapa Allah memberikan rasa takut atau musibah lain kepada kita? Bagi seorang yang beriman, tentu rasa itu bisa menambah keimanan kita kepada Allah SWT. Beda dengan orang yang tidak beriman. Yang ada hanya rasa putus asa, menyalahkan orang lain atau diri sendiri, terpuruk, serta tindakan reaktif yang justru merugikan diri sendiri bahkan orang lain. Musibah sudah melanda. Hanya ada 2 pilihan: Kita bersandar kepada Allah atau bersandar kepada selain Allah. Apabila kita bersandar kepada Allah maka kita akan mendapat pahala atas kesabaran tatkala kita ditimpa musibah. Tetapi apabila bersandar selain kepada Allah yang dibuktikan dengan sikap apatis, mencaci maki, dan terpuruk, maka kita akan mendapatkan keterpurukan dan musibah itu sendiri. Dalam QS. Al Mulk ayat 1-2:</span><span style="font-size: 12pt;"><!--[if gte mso 9]><xml> <u1:worddocument> <u1:view>Normal<u1:zoom>0<u1:trackmoves/> <u1:trackformatting/> <u1:punctuationkerning/> <u1:validateagainstschemas/> <u1:saveifxmlinvalid>false<u1:ignoremixedcontent>false<u1:alwaysshowplaceholdertext>false<u1:donotpromoteqf/> <u1:lidthemeother>EN-US<u1:lidthemeasian>X-NONE<u1:lidthemecomplexscript>X-NONE<u1:compatibility> <u1:breakwrappedtables/> <u1:snaptogridincell/> <u1:wraptextwithpunct/> <u1:useasianbreakrules/> <u1:dontgrowautofit/> <u1:splitpgbreakandparamark/> <u1:dontvertaligncellwithsp/> <u1:dontbreakconstrainedforcedtables/> <u1:dontvertalignintxbx/> <u1:word11kerningpairs/> <u1:cachedcolbalance/> <u1:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4<u2:mathpr> <u2:mathfont val="Cambria Math"> <u2:brkbin val="before"> <u2:brkbinsub val="--"> <u2:smallfrac val="off"> <u2:dispdef/> <u2:lmargin val="0"> <u2:rmargin val="0"> <u2:defjc val="centerGroup"> <u2:wrapindent val="1440"> <u2:intlim val="subSup"> <u2:narylim val="undOvr"> </u2:narylim> </u2:intlim> </u2:wrapindent> </u2:defjc> </u2:rmargin> </u2:lmargin> </u2:smallfrac> </u2:brkbinsub> </u2:brkbin> </u2:mathfont> </u2:mathpr> </u1:browserlevel> </u1:compatibility> </u1:lidthemecomplexscript> </u1:lidthemeasian> </u1:lidthemeother> </u1:alwaysshowplaceholdertext> </u1:ignoremixedcontent> </u1:saveifxmlinvalid> </u1:zoom> </u1:view> </u1:worddocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <u3:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <u3:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <u3:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <u3:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <u3:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <u3:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <u3:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <u3:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <u3:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <u3:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <u3:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <u3:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <u3:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <u3:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <u3:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <u3:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <u3:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <u3:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <u3:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <u3:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <u3:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <u3:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <u3:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <u3:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <u3:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <u3:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <u3:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <u3:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <u3:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <u3:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <u3:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <u3:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <u3:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <u3:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <u3:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <u3:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <u3:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <u3:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <u3:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <u3:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <u3:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <u3:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <u3:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <u3:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <u3:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <u3:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <u3:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <u3:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <u3:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <u3:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <u3:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <u3:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <u3:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <u3:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <u3:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <u3:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <u3:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <u3:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <u3:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <u3:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <u3:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <u3:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <u3:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <u3:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <u3:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <u3:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <u3:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <u3:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <u3:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <u3:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <u3:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <u3:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <u3:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <u3:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <u3:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <u3:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <u3:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <u3:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <u3:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <u3:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <u3:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <u3:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <u3:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <u3:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <u3:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <u3:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <u3:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <u3:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <u3:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <u3:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <u3:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <u3:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <u3:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <u3:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <u3:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <u3:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <u3:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <u3:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <u3:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <u3:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <u3:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <u3:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <u3:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <u3:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <u3:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <u3:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <u3:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <u3:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <u3:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <u3:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <u3:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <u3:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <u3:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <u3:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <u3:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <u3:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <u3:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <u3:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <u3:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <u3:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <u3:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <u3:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <u3:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <u3:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <u3:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <u3:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <u3:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <u3:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <u3:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <u3:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <u3:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <u3:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <u3:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <u3:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <u3:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <u3:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <u3:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <u3:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:lsdexception> </u3:latentstyles> </xml><![endif]--> "<i>Maha Suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia <b>menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.</b> dan dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun"</i><o:p></o:p></span></p> <u4:p></u4:p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br />Ketika Allah menguji kita, bukan berarti Allah tidak memberikan solusi untuk kita. Bagi orang yang beriman, musibah berupa kesulitan ini merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dia akan berdoa meminta kepada-Nya. <i>Berdoalah maka akan Aku kabulkan</i>, demikian janji Allah. Solusi tersebut termaktub dalam QS Al Insyirah (Alam Nasyrah) ayat 5-8: <i> <meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"> <!--[if gte mso 9]><xml> <u5:worddocument> <u5:view>Normal<u5:zoom>0<u5:trackmoves/> <u5:trackformatting/> <u5:punctuationkerning/> <u5:validateagainstschemas/> <u5:saveifxmlinvalid>false<u5:ignoremixedcontent>false<u5:alwaysshowplaceholdertext>false<u5:donotpromoteqf/> <u5:lidthemeother>EN-US<u5:lidthemeasian>X-NONE<u5:lidthemecomplexscript>X-NONE<u5:compatibility> <u5:breakwrappedtables/> <u5:snaptogridincell/> <u5:wraptextwithpunct/> <u5:useasianbreakrules/> <u5:dontgrowautofit/> <u5:splitpgbreakandparamark/> <u5:dontvertaligncellwithsp/> <u5:dontbreakconstrainedforcedtables/> <u5:dontvertalignintxbx/> <u5:word11kerningpairs/> <u5:cachedcolbalance/> <u5:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4<u6:mathpr> <u6:mathfont val="Cambria Math"> <u6:brkbin val="before"> <u6:brkbinsub val="--"> <u6:smallfrac val="off"> <u6:dispdef/> <u6:lmargin val="0"> <u6:rmargin val="0"> <u6:defjc val="centerGroup"> <u6:wrapindent val="1440"> <u6:intlim val="subSup"> <u6:narylim val="undOvr"> </u6:narylim> </u6:intlim> </u6:wrapindent> </u6:defjc> </u6:rmargin> </u6:lmargin> </u6:smallfrac> </u6:brkbinsub> </u6:brkbin> </u6:mathfont> </u6:mathpr> </u5:browserlevel> </u5:compatibility> </u5:lidthemecomplexscript> </u5:lidthemeasian> </u5:lidthemeother> </u5:alwaysshowplaceholdertext> </u5:ignoremixedcontent> </u5:saveifxmlinvalid> </u5:zoom> </u5:view> </u5:worddocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <u7:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <u7:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <u7:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <u7:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <u7:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <u7:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <u7:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <u7:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <u7:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <u7:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <u7:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <u7:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <u7:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <u7:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <u7:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <u7:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <u7:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <u7:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <u7:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <u7:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <u7:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <u7:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <u7:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <u7:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <u7:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <u7:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <u7:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <u7:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <u7:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <u7:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <u7:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <u7:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <u7:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <u7:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <u7:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <u7:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <u7:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <u7:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <u7:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <u7:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <u7:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <u7:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <u7:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <u7:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <u7:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <u7:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <u7:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <u7:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <u7:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <u7:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <u7:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <u7:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <u7:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <u7:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <u7:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <u7:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <u7:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <u7:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <u7:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <u7:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <u7:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <u7:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <u7:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <u7:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <u7:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <u7:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <u7:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <u7:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <u7:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <u7:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <u7:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <u7:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <u7:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <u7:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <u7:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <u7:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <u7:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <u7:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <u7:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <u7:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <u7:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <u7:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <u7:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <u7:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <u7:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <u7:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <u7:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <u7:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <u7:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <u7:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <u7:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <u7:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <u7:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <u7:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <u7:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <u7:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <u7:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <u7:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <u7:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <u7:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <u7:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <u7:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <u7:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <u7:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <u7:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <u7:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <u7:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <u7:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <u7:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <u7:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <u7:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <u7:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <u7:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <u7:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <u7:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <u7:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <u7:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <u7:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <u7:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <u7:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <u7:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <u7:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <u7:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <u7:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <u7:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <u7:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <u7:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <u7:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <u7:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <u7:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <u7:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <u7:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <u7:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <u7:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <u7:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <u7:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <u7:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <u7:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:lsdexception> </u7:latentstyles> </xml><![endif]-->Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu Telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan Hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.</i><br /><br />Apakah ketika kita sedang dilanda rasa takut atau khawatir, kita akan melafazkan <i>istirja'</i>?</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></p> tovicskyhttp://www.blogger.com/profile/09086596598803204447noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6489167586265429732.post-62004386043176787192007-12-01T21:25:00.000-08:002009-11-10T17:25:52.154-08:00TAMBORA: AMAZING MOUNTAIN - Madu, Arbei, dan Air Putih Tersegar di Dunia (bagian kedua)<div>Pagi-pagi benar kami memasak untuk sarapan. Setelah sarapan, kami segera packing barang-barang. Lumayan lah lebih enteng dibanding sebelumnya. Karena sebagian sudah dimanfaatkan untuk acara di basecamp. Setelah itu kami bersiap-siap longmarch menuju puncak Tambora. Sebelum berangkat longmarch, kami mendapat pengarahan dari Achdiyat. Gambaran perjalan kami adalah perjalanan ke Pos I diperkirakan selama 3 jam, kemudian menuju Pos II selama 3 jam dari Pos I, dan perjalanan selama 3 jam juga dari Pos II ke Pos III. Ada 5 Pos yang harus kami lalui sebelum puncak. Kami diminta hati-hati karena Gunung Tambora terkenal akan pacet dan pohon Jelateng. Sebagian orang menyebutnya Kemaduh. Pohon Jelateng ini daun dan batangnya terdapat bulu-bulu halus yang apabila terkena kulit akan terasa gatal dan panas. Diberitahukan juga bahwa setiap pos ada sumber air bersih. Untuk mengurangi beban berat, aku membawa satu botol kecil yang aku taruh di saku celana dan satu botol besar di dalam tas. Kalau di Gunung Rinjani, bekal air sebanyak itu tidaklah cukup.<br /><br />Kira-kira pukul 07.30 Wita kami berangkat. Dengan dipandu Om Beck di depan dan anaknya di belakang, kami berjalan beriringan. Kami terkesan begitu masuk hutan, karena terasa masih rimbun dan asri. Wah, bahaya juga kalau jalan setapak saja tidak kelihatan. Kami sempat tersesat beberapa meter. Ternyata Om Beck lupa dengan jalur yang dibuatnya sendiri. Katanya, ada orang lain yang merubahnya. Untung anaknya langsung mengingatkan. Tak lama setelah itu, kami keluar dari âhutanâ dan menemui jalan yang bisa dilalui oleh truk. Kami menjumpai bapak-bapak di sebuah rumah. Bapak itu memberikan kami secangkir madu asli untuk diminum. Dengan senang hati sebagian dari kami menyeruput madu itu. Lumayan untuk tenaga sebelum naik gunung. Aku kira rumah itu Pos I, ternyata salah. Rumah itu adalah tempat menampung air bersih dari gunung yang kemudian dialirkan ke rumah-rumah penduduk. Kami istirahat sebentar di rumah air itu. Kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju Pos I. Medannya tidak sesulit Gunung Rinjani yang langsung menanjak terus. Kami kadang melalui jalan yang datar atau menurun walau sebentar, tapi lumayan untuk menstabilkan nafas yang kembang kempis dan kaki yang pegal-pegal. Tiba-tiba perutku terasa sakit. Wah, ini pasti reaksi dari madu tadi. Kalau madu murni emang gini, langsung bereaksi. Setelah menunaikan âhajatâ, rasanya lebih segar. Mungkin saja racun-racun di tubuhku kalah sama reaksi madu yang aku minum tadi.<br /><br />Kira-kira pukul 09.30 akhirnya kami sampai di Pos I. Rasanya senang sekali. Waktunya lebih cepat dari perkiraan semula. Kami istirahat sejenak dan mengambil air bersih di Pos I. Air di Pos I berasal dari mata air yang menyembul dari bawah tanah. Oleh penduduk, mata air itu dibuatkan bak kira-kira setinggi 1 meter dan dibuat pipa yang dialirkan menuju perkampungan penduduk. Aku mengambil langsung air yang menyembul yang sudah difasilitasi sebuah pipa. Kemudian aku minum, rasanya segar sekali. Botol kecilku aku penuhi. Setelah aku tutup, terlihat gelembung-gelembung kecil di dalam botol itu, yang aku yakini bahwa kandungan O2 di air itu sangat banyak. Hal ini tentu saja akan membuat kita terasa segar apabila meminumnya. Karena O2 yang terkandung di dalam air itu akan bercampur dengan darah kita. Apabila darah kita banyak mengandung O2, maka kita akan terasa segar. Aku bayangkan seandainya air seperti ini dijual di kota-kota besar, tentu harganya mahal. Dan benar saja, entah karena sugesti, aku terasa segar dan lebih enak ketika berjalan meninggalkan Pos I menuju Pos II. Yang mengasyikkan dalam perjalanan ini, sepanjang jalan ditumbuhi semak-semak pohon arbei. Meski lebih sering dapet yang masam dan mengambilnya agak sulit karena tangkainya berduri seperti tangkai mawar, tapi sangat menyenangkan ketika berhasil mengambil dan memakannya. Warna buahnya yang merah seakan memberikan kemudahan bagi kami untuk mencarinya diantara rerimbunan semak-semak. Kami saling berebut buah arbei, kadang kami juga saling berbagi. Sungguh mengasyikkan.<br /><br />Kira-kira pukul 12.00 kami tiba di Pos II dan bertemu dengan rombongan pendaki lainnya yang sudah berangkat mendaki sejak kemarin. Sepertinya mereka menginap disini. Kami istirahat, makan, dan sholat di sini. Terdapat sungai yang mengalir di bawah Pos II. Banyak aktivitas yang dilakukan peserta di sini. Ada yang mandi, sekedar mengambil air, BAB dan BAK. Tentu saja tempat melakukan aktivitas diatur. Paling hulu tempat mengambil air, kemudian tempat berwudhu, tempat mandi dan gosok gigi, dan paling bawah tempat BAB dan BAK. Kira-kira hampir 2 jam kita beraktivitas di Pos II. Lumayan untuk menyegarkan badan.<br /><br />Tepat jam 13.30 pimpinan rombongan ngasih tanda agar kami siap-siap. Hampir jam 14.00 semua bergerak. Setelah melewati sungai kecil yang ada di pos II, jalan yang harus kami lalui cukup terjal dan licin. Licin karena tanahnya agak gembur dan basah. Hutan yang kami lalui cukup lebat. Banyak tanaman rotan dan sulur-sulur. Malah kami melewati jalan yang diatasnya pepohonan yang menyatu membentuk goa. Tanaman khas puncak gunung sudah mulai terlihat. Aku sebenarnya mengira jangan-jangan sudah mau sampai puncak gunung. Dan tanaman jelateng yang dikatakan Achdiyat di basecamp tadi juga belum terlihat banyak. Aku juga bertanya tanya dalam hati, dimana bisa terlihat puncak gunung Tambora? Yang penting berjalan, berjalan, dan berjalan. Aku sudah sangat letih. Ini disebabkan pantat saya sakit. Entah kenapa aku tidak tahu. Mungkin karena gesekan di selangkangan kaki. Beberapa temen juga keletihan, dan ada yang mulai sakit masuk angin.<br /><br />Tak terasa kira-kira jam 17.00 kami sampai di Pos III. Nah, itu dia puncaknya! Oh ternyata bukan puncak yang sebenarnya. Tapi pinggir kawahnya. Puncaknya tentu saja belum terlihat. Sudah mulai kelihatan. Ya, Gunung Tambora yang ingin sekali aku memandangnya sejak di Dompu kemarin akhirnya terlihat juga. Aku tersenyum sendiri, untuk memandang gunung Tambora butuh sehari pendakian. Di bawah rerimbunan pohon yang besar dan hembusan angin sepoi-sepoi kami istirahat. Di sana ada berugaq atau saung atau gubuk atau entah apa namanya dalam bahasa Dompu. Dan para pendaki sudah penuh sesak beristirahat di sana. Rata-rata mereka mendirikan tenda. Ya, mereka adalah pendaki yang kami temui di basecamp dua hari yang lalu yang berangkat naik menuju puncak. Kami istirahat cukup lama. Persediaan air sudah menipis. Memang kata panitia di setiap pos ada air. Tapi mata air terdekat di pos III ini sudah keruh. Kata Om Beck, kalau banyak orang begini mereka kadang tanpa aturan ketika mengambil air. Aku mengurungkan niatku mengambil air. Kami berbincang- bincang dengan sesama pendaki. Tampak temenku yang orang Dompu asli Buhri Ramadhan berbincang-bincang dengan beberapa pendaki. Sepertinya mereka para pemimpin rombongan pendaki. Ketika menjelang maghrib, beberapa pendaki berangkat menuju Pos IV. Mereka akan nge-camp di sana. Beberapa dari kami sudah sangat lelah dan tak inigin meneruskan perjalanan sampai puncak. Yang sakit langsung istirahat membuat bivak dan istirahat di atas matras. Setelah sholat maghrib yang dijamaâ qosor sholat Isya, kami membaca maâtsurat bersama-sama. Ada juga yang tidak ikut karena benar-benar tidak kuat lagi berjalan naik. Yang semula mau berangkat jam 02.00, dimajukan jam 00.00. Sebagian besar dari kami istirahat tidur cukup lama, dan jam 23.00 lebih kami dibangunkan oleh Achdiyat. Barang bawaan kami ditinggal di pos III. Kami hanya membawa minuman dan beberapa snack.bersambung</div>tovicskyhttp://www.blogger.com/profile/09086596598803204447noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6489167586265429732.post-85612449629593729632007-11-20T22:03:00.000-08:002007-11-21T00:19:49.620-08:00TAMBORA: AMAZING MOUNTAIN (bag.pertama)<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZ2SMkl1OviJzXsoRktJ9kQ9RLzrYaRdFig-UrtLbtM58ImdVyggsNUoNB9fs30UDbvsZzspMmGSxaV5_2IStQCIeBs0-8XDhCWVGtGKwojHwQhKCYU7xp3gMhDrBkFNfQC6LMZu-gSZ7W/s1600-h/NTB-google+earth.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5135205278220909954" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZ2SMkl1OviJzXsoRktJ9kQ9RLzrYaRdFig-UrtLbtM58ImdVyggsNUoNB9fs30UDbvsZzspMmGSxaV5_2IStQCIeBs0-8XDhCWVGtGKwojHwQhKCYU7xp3gMhDrBkFNfQC6LMZu-gSZ7W/s320/NTB-google+earth.jpg" border="0" /></a><br /><div><strong>Go To Desa Pancasila</strong><br /><br />Berangkat ke Dompu hari sabtu tanggal 13 Agustus 2005 jam 09.15. Harusnya ngumpul jam 08.00. Tapi aku salah informasi berangkat sore harinya. Jadi aku masih santai-santai, paginya malah nganter istri tercinta nengok temannya yang lagi KKN di Desa Karang Pule, desa dimana banyak korban busung lapar. Dengan tergopoh gopoh aku nyusul teman-teman yang sudah nunggu di terminal Bertais. Untung aja busnya berhasil aku temukan setelah lama mencari. Banyak yang ketinggalan barang-barang yang seharusnya aku bawa. Peralatan mandi, ponco, sandal gunung, dan yang paling bikin menyesal di kemudian hari, tidak bawa kamera. Padahal udah disiapin, tinggal ngambil Kamera Digital Canon Powershot S410 di tempat kakakku di Pejeruk. Sebenarnya kepikiran mau bawa kamera SLR Canon EF kesayanganku, tapi aku urungkan karena besar dan harus hati-hati ketika membawa.Tidak sempat, keburu ditunggu teman-teman, karena aku cuma dikasih waktu 30 menit untuk sampai terminal Bertais. Padahal aku belum packing. Akhirnya packing seadanya dengan benjolan berat di tas sana siniâŚ.<br /><br />Vivon Sayang, itulah nama bus yang akan membawaku dan teman-teman ke Dompu. Dalam bayanganku busnya full AC, recleaning seat, pokoknya executive class lah! Kursi tetap recleaning seat meski rusak, pendinginnya pakai AC juga tapi Angin Cendela. Baru sampai Narmada, bus sempat mogok tepat di depan Pasar Keru. Jalan macet tak terhindari. Alhamdulillah akhirnya setelah didorong oleh orang-orang pasar, akhirnya bisa jalan juga. Kemudian kami melanjutkan perjalanan. Ketika di kapal ferry dalam perjalanan menuju Poto Tano, kami bertemu seseorang dari Lotim. Beberapa rombongan kami kenal sama dia. Aku dan teman-teman dikasih buah anggur. Lumayan lah buat ganjal perut yang sudah mengalunkan irama keroncongan karena belum makan sejak tadi pagi.<br /><br />Sampai di Sumbawa Besar kami makan siang. Lagi-lagi bus mogok di halaman rumah makan tempat kami istirahat. Penumpang semuanya gelisah. Meskipun kami was-was, kami tetap ceria. Itulah yang aku sukai dari ikhwah. Meski sebenarnya susah, tetap ceria. Aku berfikir seandainya itu terjadi pada diriku pada perjalanan sendiri tanpa ada teman, wah pasti perasaanku gelisah dan kesal menjadi satu. Akhirnya kami charter bus kecil. Bus yang punya kapasitas 20-an orang diisi 30-an. Bejubel! Tapi kita tetap ceria, bahkan diantaranya itsar (mendahulukan kepentingan untuk saudara yang lain) sama ikhwah (sodara) lain untuk duduk. Bahkan tetap ceria pada saat bus yang kami tumpangi pecah ban kira-kira di daerah Empang, Sumbawa Besar. Subhanallah, indahnya ukhuwwahâŚ<br />Kami sampai di Dompu sekitar jam 01.00 tanggal 14 November 2005 langsung ke tempat Pak Henry, shelter kami di Kota Dompu.<br /><br />Dunia Mas, itu nama mini bus yang membawa kami ke lereng Gunung Tambora. Dunia Mas memang mempunyai trayek Dompu-Calabai. Perjalanan yang luar biasa. Karena kami menyusuri pantai yang kondisinya panas dan kering, jalan kerikil dan batu dengan aspal hancur, melewati padang savana yang rumputnya kering yang ditumbuhi pohon Bidara yang mendominasinya. Melihatnya saja sudah terasa panas, nggak kebayang deh kalau berada di tengah-tengahnya. Kata Pak Darwis (Bima), seandainya jalan yang kami lalui itu bagus, mungkin sudah seperti Texas di Amerika dengan Cowboy-nya. Terbayang beratnya cobaan Bilal bin Rabah ra. Ketika disiksa di padang pasir panas karena mempertahankan Aqidahnya. Jadi, rasa panas yang mendera tubuh kami belum seberapa apabila dibandingkan para sahabat Rasul.<br /><br />Sekitar jam 14.00 kami sampai di Dusun Pancasila, Desa Tambora, Kecamatan Pekat. Kesan kami memang nama yang Nasionalis dan sangat Orde Baru. Malah ada masjid yang namanya âQubul Wathonâ. Mungkin saja maksudnya Hubbul Wathon. Nah loh, artinya jadi beda jauhâŚ.<br /><br />Mengenal Tambora<br />Okey, kita cari tahu dulu tentang Aktivitas gunung dengan ketinggian 2850 m dpl ini. Tanda-tanda Gunung Tambora akan meletus sebenarnya sudah terjadi sejak tahun 1812. Dan akhirnya, tanggal 10 April 1815 Gunung Tambora meletus hebat. Letusannya mengeluarkan lebih dari 100 km3 magma dan menewaskan 92.000 orang. Dan secara tidak langsung menyebabkan 82.000 orang meninggal karena penyakit menular dan kelaparan. Aerosol yang dikeluarkan mampu menutupi Sinar Matahari dan menyebabkan penurunan temperature global seluruh dunia sebesar 3 derajat Celcius. Hal ini menyebabkan pada tahun 1816 benua Eropa tidak mengalami musim panas, dan para petani di India gagal panen. Hujan Abu setebal 1 cm terjadi hingga Jawa Tengah dan Kalimantan. Meletusnya Gunung Tambora juga menyebabkan gelombang Tsunami setinggi 10 m yang menewaskan sekitar 10.000 orang. Sebelum meletus, ketinggian Gunung ini diperkirakan 4.000 m dpl. Akibat letusan, diameter kawah menjadi lebih dari 6 km dan kedalaman kawah 1110 m. Lihat saja daftar Volcano Explosivity Index (VEI) di web ini: <a href="http://www.volcanolive.com/tambora.html">www.volcanolive.com/tambora.html</a>; <a href="http://volcano.und.nodak.edu/vwdocs/volc_images/southeast_asia/indonesia/tambora.html">http://volcano.und.nodak.edu/vwdocs/volc_images/southeast_asia/indonesia/tambora.html</a>).<br /><br />Om Beck, begitu dia dipanggil sama orang-orang. Nama aslinya Bakri. Seorang Bapak dengan 7 anak. Menurut pengakuannya, berdasarkan diary-nya, sejak tahun 1982-2005 dia sudah mendaki Gunung Tambora sebanyak 680 kali. Wow!<br /><br />Setelah sholat dzuhur dan asar yang dijamak qoshor, beberapa dari kami mampir ke rumah Om Beck. Ternyata Om Beck masih ingat sama Achdiyat yang pernah mendaki G.Tambora pada tahun 1998 dan 2000. Om Beck menunjukkan peta perjalanan menuju puncak Gunung Tambora yang dimulai dari Desa Pancasila. Peta dari tulisan tangan itu cukup memberi semangat untukku. Yang terbayang selumnya sebenarnya adalah Gunung Tambora itu Gunung yang jarang didaki, sehingga perkiraanku medannya sangat sulit dan hutannya jarang dijamah. Yang membuat aku agak grogi ketika mendengar penjelasan bahwa perjalanan dari Desa Pancasila sampai Pos III kira-kira butuh waktu dari jam 06.00 sampai jam 16.00 atau 10 jam perjalanan normal. Padahal masih ada hingga Pos V dan puncak kira-kira butuh waktu 6 jam lagi. Rasa kekhawatiranku segera aku usir jauh-jauh, luruskan niat ... Allahu Akbar!<br /><br />Dari Desa Pancasila kami menuju Base Camp dengan jalan kaki. Sepanjang jalan menuju basecamp, kami melihat pemandangan yang cukup mengenaskan. Hutan-hutan gundul dan lahan hutan yang dibakar mungkin akan dijadikan lahan pertanian. Entah perusahaan pemegang HPH disana memperhatikan kelestarian alam atau tidak, yang jelas kami melihat kejahatan yang dilakukan manusia dengan merusak hutan. Ya, merusak hutan. Titik. Debu-debu berhamburan mengiringi langkah kaki kami. Meski ngos-ngosan, kami tetap semangat untuk menuju base camp. Sungguh, tak terasa waktu sangat cepat menghantarkan kami menuju basecamp.<br /><br /><br /><br /><p><em>bersambungâŚ</em></p></div>tovicskyhttp://www.blogger.com/profile/09086596598803204447noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6489167586265429732.post-8049750926228137842007-11-19T00:33:00.000-08:002007-11-19T19:23:28.347-08:00Gili Nanggu, near Lombok Island<p align="center"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0vn7WGGGEVXi7Y3T4g6CZYWQzPL0843Uf_49tyQm4ZkKc_30SKA2rjj5s04o3NTQdXQmTHrDDDRjpurpiufxHkjJxD_noZ0ekwivXAeY8d35jBxg1xSVTlm1G1wQ2Ij19ETvF238LPleM/s1600-h/gili+nanggu+wood.JPG"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5134475086535949602" style="CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0vn7WGGGEVXi7Y3T4g6CZYWQzPL0843Uf_49tyQm4ZkKc_30SKA2rjj5s04o3NTQdXQmTHrDDDRjpurpiufxHkjJxD_noZ0ekwivXAeY8d35jBxg1xSVTlm1G1wQ2Ij19ETvF238LPleM/s320/gili+nanggu+wood.JPG" border="0" /></a></p><br /><br /><p align="center"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnS0C31kx9LImcim0pASQFcWbfC1f01Hyq_iZBFHRBO4zj-od59yMElpsKs-zUdh_e9ZXAcj7JuLnbSn0TmO-_sdnjXnZoihbBogD4ATiheiUsCXn9JdMQeAt2-XOKzqCuyKGa91BeGnOv/s1600-h/LKJH.JPG"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5134474502420397330" style="CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnS0C31kx9LImcim0pASQFcWbfC1f01Hyq_iZBFHRBO4zj-od59yMElpsKs-zUdh_e9ZXAcj7JuLnbSn0TmO-_sdnjXnZoihbBogD4ATiheiUsCXn9JdMQeAt2-XOKzqCuyKGa91BeGnOv/s320/LKJH.JPG" border="0" /></a></p><br /><br /><br /><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5134467643357625602" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpySSfTpgXH2rKDMtgOJk9VhbGTprh3umoUu39QHp1MrvU4Qrg-QOKe8SbN4T492W3eTr15RVueY4iVnTbDQhc9N6LS8wzY4QAIqujakWN562e5iOGX-cbic4AHprpbUFVxrcR3swlNGSI/s200/semongvic.JPG" border="0" /><br />Aku termangu di Gili Nanggu...<br />di bawah payung langit yang kelabu..<br />Setelah bercengkerama dengan ikan kerapu...<br />Di dalam laut yang biru...<br /><br /><br />Ciptaan-Nya sungguh sempurna...<br />Kegembiraanku tiada terkira...<br />Saat bercengkerama dengannya...<br />Di laut yang indah bak hamparan surga...<br /><br /><br /><br />Gili Nanggu, laut dengan pasir putih yang lembut bak tepung terigu. Satu setengah jam dari Kota Mataram. Di sana bisa snorkeling dan bercengkara dengan ikan-ikan dengan keindahan terumbu karangnya yang luar biasa. Hutan di pulau itu sangat indah. Cukup setengah jam berkeliling pulau itu untuk menikmati keindahannya yang luar biasa. Don't miss it!tovicskyhttp://www.blogger.com/profile/09086596598803204447noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6489167586265429732.post-17640551367031911232007-11-10T06:37:00.000-08:002007-11-10T06:38:33.744-08:00Once Upon A Time in JerusalemPada abad ke-7 sampai dengan kehadiran kolonialisme Inggris abad ke-19, Negeri Sham terdiri dari wilayah Palestina, Jordania, dan Suriah. Setelah Perang Yarmuk , pasukan induk Muslim di bawah pimpinan Abu Ubaidah dan Khalid bin Walid bergerak ke bagian utara negeri Sham. Sementara itu beberapa kontingen muslim pimpinan Amr Bin Ash dan Shurahbil tetap bertahan di wilayah selatan Sham, yaitu meliputi Palestina dan Jordania.<br /><br />Artabunus, gubernur kekaisaran Romawi Timur, Bizantium menghimpun kekuatan kembali di Ajnadin dan melancarkan serangan balasan untuk mengusir pasukan Muslim dari Suriah. Pertempuran berlangsung sengit hingga penghujung tahun 636 M, dan pasukan Romawi Timur berhasil dikalahkan. Artabunus dan sisa-sisa pasukannya melarikan diri ke Jerusalem.<br /><br />Setelah kemenangan di Ajnadin, satu per satu kota di Jordania dan Palestina jatuh ke tangan pasukan Muslim. Kemenangan ini memuluskan langkah menuju ke Jerusalem. Kota yang oleh kaum Kristen dan Yahudi ini dipertahankan dengan sangat kuat. Sistem pertahanan kota Jerusalem dirancang agar menimbulkan kerugian sebesar-besarnya kepada pihak penyerang. Dinding yang kuat, parit-parit yang dalam dan terjal, serta minyak panas yang sewaktu-waktu dapat ditumpahkan di parit tersebut. Musim dingin yang menggigit di awal tahun 637 M menjadi faktor kesulitan lain pasikan muslim. Tapi pengepungan Kota Jerusalem tetap berlanjut.<br /><br />Amr bin al-Ash sebagai panglima pasukan muslim wilayah selatan menulis sepucuk surat untuk meminta bantuan panglima Abu Ubaidah di Suriah. Seluruh wilayah Suriah telah dikuasai pasukan muslim. Sehingga memungkinkan mengirim kontingen untuk membantu wilayah selatan.<br /><br />Hati penduduk Jerusalem ciut. Mereka sadar tidak akan bisa berlama-lama menahan kekuatan pasukan muslim. Sebenarnya pasukan muslim juga enggan menumpahkan darah di kota suci itu. Patriarch Jerusalem, Uskup Agung Sophronius, meminta untuk berdamai. Hal ini disambut oleh panglima Amr bin al-Ash. Uskup Agung Sophronius hanya mau menyerahkan kunci kota Jerusalem (sebagai simbol jatuhnya kota Jerusalem ke pasukan muslim) kepada Khalifah Umar bin Khattab ra. Langsung secara pribadi.<br /><br />Penduduk Jerusalem belum dapat melupakan apa yang dilakukan tentara Persia ketika mereka merebut kota suci itu dua dasawarsa sebelumnya. Yang terjadi adalah perampokan, pembantaian, dan penistaan tempat-tempat suci yang ada. Para pemimpin Kristen di Jerusalem meyakini bahwa pasukan muslim berbeda. Sesuai perintah Rasulullah SAW yang diteruskan khalifah Abu Bakar dan Umar bin Khattab, pasukan muslim selama berperang diharamkan membunuh para rahib, orang-tua, wanita, anak-anak, dan orang-orang non-kombatan lain yang bersikap damai.Termasuk dilarang menebang pepohonan, membunuh ternak dan merusak ladang, dilarang menghancurkan gereja, merusak rumah dan fasilitas umum. Tetapi tetap ada kekhawatiran di dalam benak mereka. Karena itu Uskup Agung Sophronius memilih perjanjian ditandatangani oleh Amirul-Mukminin langsung daripada ditandatangani panglima setempat.<br /><br />Panglima Abu Ubaidah meneruskan permintaan itu kepada Khalifah Umar bin Khattab ra. di Madinah. Khalifah langsung menggelar rapat Majelis Syuro untuk mendapatkan nasehat dari mereka. Menurut Usman bin Affan ra., Khalifah tidak perlu memenuhi permintaan itu toh pasukan Romawi Timur yang sudah kalah itu akan menyerah dengan sendirinya. Ali bin Abi Thalib ra. berpendapat lain. Sebaiknya Khalifah tetap memenuhi permintaan mereka. Kota Jerusalem yang merupakan kota suci kaum muslimin, juga kota suci bagi kaum Kristen dan Yahudi. Selain itu, Jerusalem adalah kota tempat kiblat pertama kaum muslimin, tempat persinggahan Rasulullah SAW waktu Israâ Miâraj, juga kota yang merupakan saksi hadirnya para nabi, seperti Daud, Sulaiman, dan Isa. Atas argumen itu Khalifah Umar bin Khattab ra. memutuskan menerima nasehat Ali ra.<br /><br />Amirul Mukminin Umar bin Khattab ra. menugaskan Ali ra. sebgai wakilnya di Madinah selama ia meninggalkan kota tersebut. Khalifah berangkat ke Jerusalem hanya disertai dua makhluk, yaitu seorang pelayan dan seekor unta, yang ditungganginya secara bergantian. Tatkala tiba di desa Jabiah, dimana para panglima dan komandan pasukan muslim menantikan Khalifah Umar, kebetulan tiba giliran pelayan untuk menunggang unta tersebut. Pelayan memohon agar khalifah tetap yang menunggang unta. Tapi khalifah menolak, karena giliran Khalifah yang berjalan kaki. Masyarakat Jabiah menyaksikan pemandangan ganjil yang belum pernah terjadi. Ada pelayan yang duduk di atas unta sementara Khalifah berjalan kaki dengan mengenakan pakaian yang sederhana, dari kain bahan kasar, serta nampak lusuh dan berdebu karena perjalanan jauh. Abu Ubaidah mengenakan pakaian yang sederhana, sedangkan Yazid bin Abu Sufyan dan Khalid bin Walid mengenakan pakaian yang bagus.<br /><br />Setelah pertemuan dengan panglima wilayah Suriah selesai, seorang utusan kaum Kristen dari Jerusalem menghadap Khalifah Umar, dan merumuskan sebuah perjanjian yang dikenal dengan nama Perjanjian Aelia (nama lain dari Jerusalem). Berdasarkan perjanjian itu, Khalifah Umar memberikan jaminan keamanan atas nyawa dan harta benda segenap penduduk Jerusalem. Juga keselamatan gereja dan tempat-tempat suci lainnya. Sebaliknya, penduduk Jerusalem diwajibkan membayar jizyah (pajak bagi kaum non-muslim). Bagi penduduk yang tidak setuju diberi kesempatan meninggalkan kota suci itu dan membawa harta bendanya secara damai. Selain itu juga ditetapkan tidak diizinkannya kaum Yahudi bertempat tinggal di kota suci itu.<br /><br />Setelah perjanjian itu berhasil dirumuskan dan ditandatangani, Khalifah Umar melanjutkan perjalannya menuju kota Jerusalem. Lagi-lagi ia berjalan seperti layaknya musafir biasa. Tidak ada pengawal yang menyertainya. Ia menunggang kuda yang tak terlalu bagus, dan menolak menukar dengan yang lebih pantas.Pakaiannya bukanlah pakaian yang bagus ala pembesar kerajaan, tetapi pakaian bebahan kasar seperti orang arab kebanyakan. Ia menolak untuk menukar dengan pakaian yang bagus, karena ia mendapatkan kekuatan dan statusnya berkat Iman dan Islam, bukan karena pakaian yang dikenakan.<br /><br />Di gerbang kota Jerusalem, Uskup Agung Sophronius menyambut dengan didampingi para pemimpin gereja, pemuka kota, dan para komandan pasukan Muslim. Kebanyakan dari mereka berpakaian yang berkilauan untuk menyambut tamu agung. Uskup Agung Sophronius terkagum-kagum dengan kederhanaan Khalifah Umar, seraya berkata, âSesungguhnya Islam mengungguli agama mana punâ. <br /><br />Kemudian dalam suatu upacara di depan Makam Suci Jesus (Church of Holy Sepulcher), Uskup Agung Sophronius menyerahkan kunci kota Jerusalem sebagai symbol diserahkannya Kota Jerusalem kepada pemerintahan muslim. Kejadian ini berlangsung 5 tahun setelah wafatnya Rasulullah SAW. Kemudian Uskup Agung Sophronius mempersilakan Khalifah Umar untuk melakukan Sholat di dalam Gereja Makam Suci itu. Tetapi hal ini ditolak oleh Khalifah Umar dengan alasan di masa yang akan datang menjadi preseden bagi kaum muslim untuk mengubah gereja menjadi masjid. Kemudian beliau dibawa pada suatu tempat dimana Nabi Daud as. konon biasa melakukan sembahyang. Orang-orang Romawi Byzantium yang menyaksikan mereka Sholat berucap bahwa orang-orang yang taat pada Tuhan memang sudah sepantasnya ditakdirkan untuk berkuasa. Uskup Agung Sophronius berkata, âsaya tidak pernah menyesali menyerahkan kota suci ini, karena saya telah menyerahkannya kepada ummat yang lebih baikâ<br /><br />Khalifah Umar tinggal beberapa hari di Jerusalem untuk memberi saran dalam penyusunan administrasi pemerintahan dan hal-hal yang menyangkut orang banyak. Selain itu beliau juga mendirikan sebuah masjid. Pada saat pertama kali akan dibangun, Bilal bin Rabah diminta untuk mengumandangkan adzan sebagaimana ia melakukannya saat rasulullah masih hidup. Bilal berhenti mengumandangkan adzan setelah Rasulullah SAW wafat. Seluruh yang mendengarnya terharu teringat zaman bersama Rasulullah dahulu. Adzan Bilal bib Rabah sebagai tanda era baru di Palestina telah menyingsing.<br /><br />Penduduk Jerusalem yang mayoritas beragama Kristen pun pelan-pelan berubah menjadi Islam sebagai agama mayoritas di Kota itu, seiring kedamaian dan keadilan yang menyertai pemerintah muslim.<br /><br />Sumber: Mengapa Barat Memfitnah Islam karya Z.A. Maulani.tovicskyhttp://www.blogger.com/profile/09086596598803204447noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6489167586265429732.post-22160134061325625362007-10-26T08:52:00.000-07:002007-10-26T08:59:23.586-07:00Mengapa Harus MenulisUntuk memulai blog pertama saya di internet, pertanyaan pertama adalah: Saya mau nulis apa? Sejak anak saya opname di RS.Karyadi Semarang pada awal Juli lalu, saya kesulitan kalau mau nulis sesuatu. Padahal saya biasa nulis di blog intranet kantor saya.<br /><br />Dulu jaman kuliah, kalo nulis surat aja bisa berhalaman-halaman. Mungkin dulu belum populer sms, jadi lagunya The Beatles "Mr.Postman" sangat relevan... Aktivitas di kampus, mumetnya mata kuliah di kampus, dlll semua tertuang di surat. Kalau udah nulis, rasanya plong....<br /><br />Semoga awal tulisan ini bisa mengembalikan rasa nikmat saya ketika menulis sesuatu seperti dulu.tovicskyhttp://www.blogger.com/profile/09086596598803204447noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6489167586265429732.post-27644879178029012432007-10-25T02:23:00.000-07:002007-11-19T19:06:29.571-08:00Bisa Ngumpul Komplet setelah 32 tahun<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnshOdyRu9GhQeHDs8rjiU6_EWUy5ekMMWfkuyjgaXl7KAlmUZ_uKTzh4_LCWQwX6AIJ6kx12YSuI3_1vPIqJrnWVV0zmhvqlrXlX2DOctChrmnRnxHMKizmwRUflttdP-igy0cewnU89Y/s1600-h/1985.JPG"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5134753280157646162" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnshOdyRu9GhQeHDs8rjiU6_EWUy5ekMMWfkuyjgaXl7KAlmUZ_uKTzh4_LCWQwX6AIJ6kx12YSuI3_1vPIqJrnWVV0zmhvqlrXlX2DOctChrmnRnxHMKizmwRUflttdP-igy0cewnU89Y/s320/1985.JPG" border="0" /></a><br /><div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJA5CfWWNcCltBnmMhWSrT0y6v66oGCpJgSWRkOpcEwfipDKmWsC8oqlMQcy2OjiFG8_iwTDT76Vw3sNikwfCEIYIhBBlBupQ-iMt-A1mrDOlvsPmU7gMhkgV97Zl0f4Rkg1Fpe8NOuTG2/s1600-h/2007.JPG"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5134752640207519042" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJA5CfWWNcCltBnmMhWSrT0y6v66oGCpJgSWRkOpcEwfipDKmWsC8oqlMQcy2OjiFG8_iwTDT76Vw3sNikwfCEIYIhBBlBupQ-iMt-A1mrDOlvsPmU7gMhkgV97Zl0f4Rkg1Fpe8NOuTG2/s320/2007.JPG" border="0" /></a><br /><br /><div>Akhirnya... Keluarga Sukemi bisa ngumpul komplet pas lebaran kemarin. Kami 5 bersaudara dan semua sudah berkeluarga. Tempat tinggal kami jauh dengan tempat tinggal Bapak Ibu kami di Klaten, yang juga tanah kelahiran kami. Setiap tahun selalu saja tidak bisa ngumpul 100%. Bahkan ketika saya dan saudara-saudara saya menikah, tidak bisa ngumpul juga. Shift-shiftan...<br /><br /><div>Alhamdulillah setelah foto bersama terakhir tahun 1985 pas tamasya di Waduk Gajah Mungkur, kami bisa berfoto bersama pada tanggal 18 Oktober kemarin...</div><br /><div>Kebahagiaan kami juga dirayakan dengan makan bareng di warung makan Pak Min Sop. Pak Min dulu jualan di dalem pasar Klaten dan beliau sudah meninggal. Tapi beliau mewarikan keahliannya kepada anak-anaknya hingga bisa buka 5 cabang di tempat yang berbeda. Warung ini adalah langganan keluarga kami sejak puluhan tahun yang lalu.<br /></div><br /><div>Kata kakakku, orang yang paling berbahagia pada hari itu adalah bapak ibu.Sehari-hari bapak ibu cuman berdua, jauh dari kelima anknya yang nyebar di Bogor, Tangerang, Bandung, dan Semarang. Dan tentu saja kami juga sangat bahagia pada hari itu.... Ah, semoga hari itu terulang lagi.... </div><br /><br /><br /><br /><div></div></div></div>tovicskyhttp://www.blogger.com/profile/09086596598803204447noreply@blogger.com0