Kamis, 16 November 2023

Taufiq Wisnu The Scientist

Ini bukan judul lagu hits-nya Coldplay 'The Scientist' yang konser tadi malam di GBK. Bukan. Beberapa waktu lalu saya bertemu 'kembaran' beda ayah ibu yang profesinya adalah Ilmuwan. Kami hanya kembar soal nama. Namanya sama seperti saya, Taufiq Wisnu. Bagaimana kami kenal ceritanya sungguh panjang. Kalau ingin tau bagaimana kami kenal, butuh waktu semalam suntuk untuk menjelaskan, sehingga perlu didukung sesaji 200 gram kopi Flores Red Catura yang disajikan menggunakan V60, satu nampan Nasi Kebuli kambing, dan 3 buah durian Musang King serta 1 buah Semangka merah sebagai pencuci mulut. Biasanya saya bertemu orang yang memiliki kesamaan nama hanya 1 kata, seperti di kantor saat ini dan beberapa kantor di masa lalu ada lebih dari 1 orang yang pakai nama Taufiq. Atau ada beberapa 'Wisnu' teman seangkatan kuliah dan sekolah saya. Kalau satu rangkaian nama 'Taufiq Wisnu', baru beliau y saya tahu. Kami sama-sama bernama Taufiq Wisnu, hanya nama belakang kami yang berbeda, saya Taufiq Wisnu Nugroho, beliau Taufiq Wisnu Priyambodo. Kalau ada lagi, kami mau bikin perkumpulan Taufiq Wisnu sedunia, seperti halnya perkumpulan Asep, Bambang, Agus, atau Udin sedunia. 😀 Ketika beliau bercerita tentang sains, saya senang sekali dan sangat antusias. Serasa salah jurusan saat kuliah dulu. Saya mengobati rasa ingin tahu tentang banyak hal melalui buku-buku. Kini saya seraya membaca buku hidup. Beliau ahli di bidang ilmu Biologi, alumni Universitas Indonesia dan menyelesaikan doktoralnya di negeri Jerman. Sementara saya, S2 aja gak kelar-kelar. 😬 Karena beliau ahli tentang Biologi, saya pun bercerita tentang dunia sembelih halal dan Juleha alias Juru Sembelih Halal dengan pernak perniknya. Anggap saja urusan ini beririsan dengan biologi, karena berhubungan dengan menyembelih makhluk hidup yang namanya hewan. Dan ternyata nyambung. Satu jam ngobrol ternyata masih berasa kurang, karena dalam banyak hal kami memiliki pandangan sama. Yang saya dapat dari obrolan santai ini, sains seharusnya sesuatu yang memiliki manfaat untuk masyarakat umum. Sains bukan eksklusif di kalangan ilmuwan dan perguruan tinggi saja. Di Jerman, sebuah seminar bukan hanya dihadiri oleh akademi, tapi juga masyarakat umum yang bisa mengambil manfaat. Misal sebuah seminar tentang teknologi pertanian juga dihadiri para petani sebagai praktisi. Pun dalam konteks sembelih halal, ilmu-ilmu di perguruan tinggi yg berkaitan, jika diseminarkan sangat perlu dihadiri para praktisi di RPH, mulai Juleha nya hingga para juragan sapi. Sehingga sains ini diterapkan di dalam tata kelola sembelih halal dimanapun berada. Memang bukan perkara mudah. Tapi sangat menantang. InsyaAllah tidak berhenti di sini.