Senin, 09 November 2009

Dimensi "Kesulitan"

Adakah diantara kita yang hidupnya lancar-lancar saja tanpa pernah mengalami kesulitan sedikit pun? Atau selalu mempunyai perasaan senang terus tanpa merasa sulit? Atau tak pernah mengalami rasa takut baik sedikit atau sangat? Kalau kita manusia normal, pasti selama akil baligh kita pernah merasakan sesuatu yang tak enak, takut, dan merasa sulit.

Pada peperangan Uhud, Abu Salamah mengalami cedera yang cukup parah. Ketika masih dirawat isterinya, Abu Salamah berkata bahwa dia mendengar Rasulullah sallallahu 'alayhi wasallam bersabda, "barang siapa yang ditimpa musibah, hendaklah dia menyebut istirja' (Inna lillahi wa inna ilayhi raji'un), dan berdoa, 'Ya Allah, berilah pahala atas musibah yang melanda diriku, dan berilah ganti yang lebih baik', maka pasti Allah akan mengkaruniakan sesuatu yang lebih baik." Akhirnya Abu Salamah meninggal dunia akibat cedera yang dialaminya, dan tinggallah Ummu Salamah bersama anak-anak mereka di Madinah.

Ummu Salamah teringat kembali akan kata-kata suaminya, sering melafazkan istirja' dan doa tersebut. Hanya saja dia seringkali tidak dapat meneruskan lafaz 'berilah ganti yang lebih baik', dan jika disebut juga lafaz tersebut, dia akan terkenang almarhum suaminya, karena baginya siapakah lelaki yang dapat menjadi suami yang lebih baik daripada Abu Salamah. Segala kesusahan yang pernah mereka alami tatkala awal-awal memeluk Islam, ditambah dengan kebahagiaan mereka di Madinah menguatkan lagi rasa cinta Ummu Salamah kepada suaminya. Akhirnya berkat doa Ummu Salamah tersebut Allah mengkaruniakan Ummu Salamah seorang suami yang akhirnya diakui lebih baik dari Abu Salamah. Siapakah lelaki itu? Tidak lain adalah Rasulullah sallallahu 'alayhi wasallam sendiri.

Musibah bukan hanya sebuah kematian. Termasuk rasa takut, khawatir akan terjadinya sesuatu, kekurangan makanan, dan kehilangan harta benda. Semua itu adalah termasuk dalam kategori musibah. Firman Allah dalam Surat Al Baqarah ayat 155: "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit katakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar."

Mengapa Allah memberikan rasa takut atau musibah lain kepada kita? Bagi seorang yang beriman, tentu rasa itu bisa menambah keimanan kita kepada Allah SWT. Beda dengan orang yang tidak beriman. Yang ada hanya rasa putus asa, menyalahkan orang lain atau diri sendiri, terpuruk, serta tindakan reaktif yang justru merugikan diri sendiri bahkan orang lain. Musibah sudah melanda. Hanya ada 2 pilihan: Kita bersandar kepada Allah atau bersandar kepada selain Allah. Apabila kita bersandar kepada Allah maka kita akan mendapat pahala atas kesabaran tatkala kita ditimpa musibah. Tetapi apabila bersandar selain kepada Allah yang dibuktikan dengan sikap apatis, mencaci maki, dan terpuruk, maka kita akan mendapatkan keterpurukan dan musibah itu sendiri. Dalam QS. Al Mulk ayat 1-2: "Maha Suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun"


Ketika Allah menguji kita, bukan berarti Allah tidak memberikan solusi untuk kita. Bagi orang yang beriman, musibah berupa kesulitan ini merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dia akan berdoa meminta kepada-Nya. Berdoalah maka akan Aku kabulkan, demikian janji Allah. Solusi tersebut termaktub dalam QS Al Insyirah (Alam Nasyrah) ayat 5-8: Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu Telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan Hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.

Apakah ketika kita sedang dilanda rasa takut atau khawatir, kita akan melafazkan istirja'?

2 komentar:

masichang mengatakan...

hidup dan mati saya dalam kekuasaan ALlah.apalagi yg harus saya khawatirkan akan dunia ini. kekhawtairan terbesar dan juga masalah terbesar saya adalah saya masih belum mendapat jaminan akan surga bagi saya kelak.....

tovicsky mengatakan...

@ bagi orang yang tidak menyandarkan dirinya kepada Allah (hanya materi saja) memang sulit mas... mangkanya banyak kasus bunuhdiri... dan sepertinya kejadian di Indonesia meningkat,,,